Keluarga "Stunting" Terdata Mencapai 68 Juta

JAKARTA - Sebanyak 68,5 juta keluarga sudah terdata dalam program Pendataan Keluarga (PK) 2021. Pendataan tersebut bertujuan untuk menangani stunting atau gizi buruk. Demikian disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Kekuarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo usai meluncurkan hasil Pendataan Keluarga 2021, di Jakarta, Kamis (4/11).

"Beberapa variabel data itu sangat terkait dengan ketentuan dalam mengidentifikasi keluarga risiko stunting," ujarnya. Dia menyebut, terdapat variabel spesifik dan sensitif terkait stunting dalam PK 2021. Dia mencontohkan, dalam PK 2021 ada data perempuan usia subur (PUS) yang sedang hamil sekitar 1,4 juta. Dari jumlah tersebut hampir 13 persen berpotensi melahirkan bayi stunting.

"Mereka berisiko karena hamil dalam usia terlalu muda dan terlalu tua. Kita kawal keluarga berpotensi stunting dengan PK 2021," ujarnya. Lebih jauh, Hasto mendorong, pemerintah daerah (pemda) agar memanfaatkan PK 2021. Sebab, memuat data mikro, terbaru dan lengkap mengenai kondisi keluarga.

Pemda bisa memanfaatkan data tersebut untuk pemetaan daerah dan program berkaitan dengan keluarga. Dia memastikan, akan ada tutorial bagi pemda guna membantu menganalisis data dan langkah intervensi penanganan stunting. "Untuk menggunakannya, pemda harus menyiapkan MoU. Ini untuk menjaga kerahasiaan data yang sifatnya pribadi," katanya.

Hasto menambahkan, sudah disiapkan 600.000 tenaga untuk menjadi tim pendamping keluarga. Setiap tim berisi tiga orang bidan, kader, dan pendamping kesejahteraan keluarga. "Untuk mendukung pemda, tim pendamping bisa mendukung program intervensinya sesuai dengan masalah keluarga masing-masing," tandanya.
Halaman Selanjutnya....