
Kelompok Houthi Klaim Serangan Kapal Induk AS
Sejumlah jet tempur siap mengudara dari sebuah kapal induk AS dalam misi serangan ke Sanaa yang menargetkan kelompok Houthi di Yaman pada akhir pekan lalu. Pada Senin (17/3), Houthi mengklaim bahwa mereka telah melancarkan serangan balasan.
Foto: AFP/DVIDSSANAA – Pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran mengatakan bahwa mereka telah menyerang kelompok kapal induk Amerika dua kali dalam waktu 24 jam ketika mereka bersiap untuk demonstrasi besar-besaran pada Senin (17/3) setelah serangan AS menewaskan puluhan orang.
Tanggapan dari Houthi itu menyusul terjadinya serangan pada Sabtu (15/3) yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump yang menargetkan ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak, Sanaa, dan beberapa daerah lainnya, hingga menewaskan 53 orang, menurut pemberontak.
Amerika Serikat (AS) menyerang Houthi karena serangan berulang-ulang mereka terhadap kapal komersial di Laut Merah yang dipicu oleh perang Gaza, yang telah memberikan tekanan besar pada rute perdagangan vital.
Pemberontak mengatakan mereka telah membalas dengan menembakkan 18 misil dan sebuah drone ke kelompok armada kapal induk USS Harry S Truman pada Minggu (16/3), sebelum meluncurkan serangan kedua beberapa jam kemudian.
Hingga berita ini ditulis pada Senin malam belum ada komentar langsung dari AS tentang serangan yang diklaim Houthi ini.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram, seorang juru bicara Houthi mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas agresi Amerika yang berkelanjutan terhadap negara mereka.
Washington DC telah bersumpah untuk terus menyerang Yaman sampai pemberontak berhenti menyerang kapal-kapal dagang diLaut Merah, dengan Trump memperingatkan dia akan menggunakan kekuatan mematikan yang luar biasa terhadap mereka.
Serangan terhadap Houthiadalah yang pertama sejak Trump mulai menjabat pada Januari, dan terjadimeskipun ada jeda dalam serangan Houthi selama gencatan senjata dalam perang Gaza.
Pada Minggu, para pejabat AS bersumpah akan melakukan serangan lebih lanjut sampai pemberontak mengakhiri kampanye mereka yang menargetkan kapal-kapal di Laut Merah, juga mengancam tindakan terhadap Iran.
Menanggapi eskalasi terbaru di sepanjang rute perdagangan maritim, PBB mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan semua kegiatan militer, sementara Tiongkok mengulangi seruan untuk diplomasi.
“Alasan di balik situasi di Laut Merah dan masalah Yaman adalah rumit dan harus diselesaikan dengan baik melalui dialog dan negosiasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Negara Paling Aktif dalam Penggunaan Energi Terbarukan
- 2 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 3 Empat Kecamatan Dilanda Banjir, Pemkab Kapuas Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
- 4 Wakil Ketua DPR lepas 100 bus Mudik Basamo ke Sumbar
- 5 Produktivitas RI 10 Persen di Bawah Rata-Rata Negara ASEAN
Berita Terkini
-
Jelang Lebaran, Pemerintah Masif Gencarkan GPM di Berbagai Daerah
-
Mudik Gratis Gelombang II, Pemprov DKI Sediakan 27 Bus Tambahan
-
Jelang Nyepi dan Lebaran, Pertamina Tambah Stok LPG dan BBM di Bali
-
3 Polisi Gugur Saat Gerebek Sabung Ayam, Polri Sampaikan Dukacita
-
TNI Beri Sanksi Oknum Terlibat Penembakan Polisi di Way Kanan Lampung