Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Laporan WFP

Kelaparan di Dunia Meningkat Akibat Krisis Iklim

Foto : istimewa

Gernot Laganda

A   A   A   Pengaturan Font

ROMA - Dunia menghadapi peningkatan kelaparan eksponensial yang dipicu oleh krisis iklim jika tindakan global untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan goncangan dan tekanan iklim tidak segera dilakukan. Peringatan itu dilontarkan Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (World Food Programme/WFP) pada Kamis (14/10) menjelang peringatan Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober.

Analisa WFP menunjukkan bahwa kenaikan suhu global rata-rata 2 derajat Celsius dari tingkat praindustri akan menyebabkan 189 juta orang terperangkap di dalam bencana kelaparan.

"Komunitas yang rentan, yang sebagian besar bergantung pada pertanian, perikanan, dan peternakan serta yang berkontribusi paling sedikit terhadap krisis iklim, akan terus menanggung beban dampak itu sementara mereka hanya memiliki sarana terbatas untuk meredam beban tersebut," ungkap WFP.

Program Pangan Dunia juga mengatakan puluhan ribu nyawa terancam di Madagaskar selatan, salah satu dari banyak tempat di dunia saat ini di mana kondisi seperti kelaparan disebabkan oleh perubahan iklim. Kekeringan berturut-turut telah menjerumuskan hampir 1,1 juta orang mengalami kelaparan parah.

Hampir 14.000 diantaranya dalam kondisi kelaparan dan jumlah ini diperkirakan akan berlipat ganda pada akhir tahun. Hingga 63 persen orang di selatan negara itu adalah petani penggarap yang mata pencahariannya hilang, dan satu-satunya sumber makanan mereka hilang karena kekeringan.

WFP mengatakan, ketika digabungkan dengan konflik, krisis iklim memperburuk kerentanan yang mereka derita, memperbesar kerusakan, kehancuran, dan keputusasaan. Peristiwa iklim ekstrem di daerah yang terkena dampak konflik, menghancurkan sumber daya yang sudah sedikit bagi keluarga dan bahkan menghambat upaya kemanusiaan untuk menjangkau masyarakat.

"Di Afghanistan, kekeringan parah yang terkait dengan konflik dan kesulitan ekonomi telah membuat sepertiga penduduk mengalami kelaparan," menurut WFP.

Pengungsian

Sementara itu Kepala Program Pengurangan Risiko Bencana dan Iklim WFP, Gernot Laganda, mengatakan, pada 2020 ada 30 juta orang yang mengungsi di negara mereka sendiri akibat iklim ekstrem, dan pada 2050 ia memperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 216 juta, yaitu sekitar tujuh kali lipat.

"Iklim mengancam kemampuan mereka untuk menanam pangan, memperoleh pendapatan dan mengatasi beban," ucap Laganda.

WFP sendiri telah mendukung 39 pemerintah, membantu pemerintah mewujudkan ambisi iklim nasional mereka. Pada 2020, WFP mengimplementasikan solusi manajemen risiko iklim di 28 negara, memberi manfaat bagi lebih dari enam juta orang sehingga mereka lebih siap menghadapi guncangan dan tekanan iklim serta dapat pulih lebih cepat.

Selain itu WFP juga telah memobilisasi hampir 300 juta dollar AS untuk aksi iklim dalam dekade terakhir. SB/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top