Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kekaisaran Ottoman Muncul di Tengah Kemunduran Bizantium

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Setelah ditundukkan secara politik, penduduk aman dan setia kepada penguasa Islam yang baru, dan fakta ini berlaku baik untuk rakyat Muslim maupun non-Muslim. Umumnya, tidak ada ambisi di kalangan rakyat taklukan untuk berorganisasi melawan kekuasaan sultan.

Lewis menerangkan, penurunan dimulai ketika ekspansi berhenti. Pasalnya ekspansi itu merupakan karakter negara Ottoman awal, merupakan jantung budaya Utsmaniyah, dan juga merupakan sumber energinya. Sebelumnya orang Turki awal memiliki jiwa perbatasan. Kesultanan Ottoman mengubah karakter awalnya mereka dalam memandang dunia.

Kemunduran tersebut mempengaruhi dasar-dasar struktur negara Utsmaniyah. Itu bertepatan dengan kebangkitan Eropa. Pada abad ke-17, tentara Ottoman mulai kehilangan kekuatannya. Orang Eropa mengambil monopoli dengan perdagangan dengan India, Tiongkok dan menembus pasar Ottoman. Sejumlah perjanjian perdagangan Ottoman yang tidak menguntungkan, yang disebut kapitulasi, memberi langkah kaki kepada orang Eropa untuk kebijakan perdagangan yang agresif.

Orang Eropa mulai menjual barang-barang mereka di kekaisaran dengan harga yang sangat tinggi. Kekaisaran segera menjadi kekurangan emas dan perak. Sistem moneter Ottoman yang berbasis perak terguncang dengan ditemukannya Dunia Baru, sehingga inflasi menjadi masalah serius. Tentara, pengrajin dan produsen menderita di bawah kondisi ekonomi baru.

Faktor penting lain menjadi faktor kemunduran Ottoman adalah kurangnya penerimaan. Inovasi dan penerapan praktik baru menurun ketika Barat mulai bergerak maju dengan teknologi baru, reformasi politik yang mendalam, dan kebangkitan intelektual. Transisi Eropa menuju modernitas dan industrialisasi tidak diperhatikan oleh kelas Ottoman yang berkuasa pada abad ke-17 dan awal abad ke-18.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top