Kekaisaran Mongol, Negara Adidaya pada Akhir Abad Pertengahan
Foto: afp/ Ludovic MARINKekaisaran Mongol mampu menguasai wilayah yang sangat luas di kawasan Eurasia.Dengan pasukannya yang kemampuan mobilitas yang tinggi,bukan hanya tangguh, namun juga sangat brutal.
Sampai saat ini Kekaisaran Mongolia menjadi kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia setelah Imperium Britania. Pada masa jayanya pada abad pertengahan, menguasai sekitar 33 juta kilometer persegi dengan perkiraan penduduk di atas 100 juta orang.
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Genghis Khan pada 1206 dimulai dengan mempersatukansuku-suku Mongolia yang saat itu seringsalingberselisih. Selanjutnya mulai banyak penaklukankewilayah di Eurasia yang dimulai dengan penaklukan Dinasti Xia Barat di Tiongkokutara dan Kerajaan Khawarezmia di Persia.
- Baca Juga: Konsumsi PrEP Perlu Konsistensi.
- Baca Juga: BTS XL Axiata Gunakan Energi Hijau dari PLN
Pada puncaknya, Kekaisaran Mongol menguasai sebagian besar wilayah Asiatenggarahinggake Eropa tengah. Selama keberadaannya pada abad pertengahan antara abad ke-13 hingga 14,Kekaisaran Mongol melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah.
Kekaisaran itu dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Genghis Khan,Kekaisaran Mongol pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu Dinasti Yuan di Tiongkok, Ilkhanate di Persia, Kekhanan Chagatai di Asiatengah, dan Golden Horde di Russia. Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Pemerintahan yang luas ini didukung oleh militer yang kejam. Menurut ahli sejarah barat RJ Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh di bawah pemerintahan Kekaisaran Mongoldan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongol.
Tentara Mongol terkenal karena kekuatan dan keganasannya yang tidak dapat terhentikan. Dalam membentuk kekaisaran terbesar dalam sejarah,dilakukan melalui serangkaian kampanye militer brutal di Euroasia. Dari tundra yang membeku di Siberia hingga gurun pasir di Timur Tengah, para pejuang Mongol menimbulkan ketakutan di hati musuh-musuhnya, apalagi setiapPasukan Mongol yang datang untuk menaklukkan wilayahselalumeninggalkan jejak kehancuran.
Namun apa yang membuat pasukan Mongol begitu tangguh? Bagaimana mereka bisa menaklukkan wilayah yang begitu luas?
Tentara Mongol adalah kekuatan yang tangguh terkenal karena kecepatan, mobilitas, dan keganasannya. Mereka diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 10, 100, 1.000, dan 10.000 tentara.Masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang komandan yang melapor kepada perwira berpangkat lebih tinggi.Hal ini memungkinkan bangsa Mongol dengan cepat memobilisasi pasukan mereka dan merespons perubahan kondisi medan perang.
Selain itu, militernya dibagi menjadi beberapa unit khusus, termasuk kavaleri, infanteri, dan insinyur, masing-masing dengan peran dan taktik uniknya sendiri. Mereka menerapkan taktik utama berupa kecepatan dan mobilitas.
Pasukan kavaleri terdiri dari pemanah berkuda, termasuk yang paling terampil dan ditakuti dalam sejarah. Mereka mampu menempuh jarak yang sangat jauh dengan cepat, melancarkan serangan mendadak terhadap musuh, dan mundur dengan cepat jika diperlukan.
Orang Mongol juga terampil dalam mengadaptasi taktik mereka agar sesuai dengan medan dan kondisi yang berbeda. Mereka menerapkan kombinasi penipuan, kecepatan, dan kejutan untuk mendapatkan keuntungan.Taktik penting lainnya adalah penggunaan perang psikologis, termasuk reputasi taktik brutal mereka. Dengan suara genderang perang, dan penggunaan tipu muslihat dan manuver untuk membingungkan dan mengacaukan lawan mereka.
Dengan menggabungkan tentara berketerampilan tinggi dengan taktik dan organisasi inovatif,tentara Mongol mampu menaklukkan wilayah yang luas dan mendirikan salah satu kerajaan paling signifikan dalam sejarah.
Senjata dan Teknologi Militer
Tentara Mongol tidak hanya tangguh dalam hal organisasi dan taktik, namun mereka juga memiliki akses terhadap senjata dan teknologi militer tercanggih pada masanya. Dari busur komposit Mongol yang kuat hingga penggunaan bubuk mesiu yang inovatif, mereka terus mengembangkan senjata dan taktik mereka agar tetap berada di depan musuh-musuh mereka.
Salah satu senjata paling penting dalam gudang senjatanya adalah busur komposit. Terbuat dari lapisan tanduk, kayu, dan otot, busur ini sangat kuat, mampu menembakkan anak panah jarak jauh dengan akurasi yang mematikan.Pemanah dilatih untuk menembakkan busur mereka saat menunggang kuda. Hal ini memberi mereka mobilitas yang tidak tertandingi dan menjadikan mereka kekuatan yang tangguh di medan perang.
Selain itu tentaranya ahli dalam beradaptasi dengan berbagai medan, kondisi cuaca, dan musuh, yang memberi mereka keuntungan signifikan dalam pertempuran. Mereka terampil dalam mengidentifikasi dan mengeksploitasi kelemahan lawannya, dan mereka tidak takut bereksperimen dengan taktik dan strategi baru untuk mendapatkan keuntungan.
Salah satu contoh kemampuan beradaptasi para tentara berkat strategi pengepungan. Serangan kavalerinya yang sangat cepat, didukung dengan kemampuan keterampilan mengepung kota dan benteng.Mereka menggunakan kombinasi artileri, mesin pengepungan, dan perang psikologis untuk melemahkan lawan dan memaksa mereka menyerah. Mereka pun mahir memanfaatkan lingkungan yang ada seperti menggali terowongan di bawah tembok untuk melemahkannya atau menggunakan alat pembakar untuk membakar bangunan.
Inovasi adalah ciri khas lain terus-menerus bereksperimen dengan senjata, taktik, dan teknologi baru, yang membantu mereka tetap unggul dari musuh. Misalnya salah satu pasukan pertama yang menggunakan panah yang dapat meledak, yang dapat menembus baju besi dan menyebabkan luka parah. Mereka juga mengembangkan formasi dan strategi pertempuran baru yang memungkinkan mereka mengepung dan mengalahkan lawannya.
Cara yang dilakukan untuk menaklukkan wilayah adalah dengan menciptakan rasa takut. Hal ini sama efektifnya dengan mengalahkan dalam pertempuran. Salah satu cara paling efektif yang digunakan adalah menyerang secara brutal dan kejam, seperti membantai seluruh warga kota atau meninggalkan tumpukan kepala yang terpenggal sebagai peringatan bagi orang lain. Reputasi ini membuat orang-orang menyerah tanpa perlawanan.
Permainan psikologis juga dilakukan dengan menciptakan "gelombang" pasukan. Barisan prajurit pertama akan menyerang musuh, lalu mundur pada menit-menit terakhir, diikuti gelompang berikutnya. Taktik ini menciptakan kebingungan dan kekacauan di antara musuh, sehingga lebih mudah dikalahkan.
Tentara itu biasa menyusup ke barisan musuh dan menyebarkan disinformasi, seperti rumor palsu tentang bala bantuan atau serangan yang akan datang. Tujuannya untuk menciptakan ketakutan dan kebingungan. Genderang perang yang ditabuh terus-menerus menciptakan suasana yang mengintimidasi dan tidak menyenangkan, menimbulkan ketakutan di hati musuh-musuh mereka.
Dari segi strategi, dalam tipu muslihat dan manuver pasukan sering kali dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Mereka lalu menyerang beberapa sasaran secara bersamaan, sehingga membingungkan dan membuat lawan mereka kewalahan.
Mereka juga terampil dalam mengadaptasi strategi agar sesuai dengan kondisi medan pertempuran dan musuh. Caranya dengan menerapkan kombinasi penipuan, kecepatan, dan kejutan untuk mendapatkan keuntungan. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul
- 3 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 4 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 5 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
Berita Terkini
- Presiden Prabowo Tandatangani Perpres Rincian APBN TA 2025
- Penembakan Sekolah di California, Dua Anak Luka dan Tersangka Tewas
- Pemprov DKI Dukung PLTS Atap Wujudkan Sekolah Nol Emisi Karbon
- Indonesia Beri Bantuan dan Pelatihan Inseminasi Ternak Sapi di Ethiopia
- Mendag Budi Ajak UMKM Produk Makanan Sehat Bidik Pasar Ekspor