Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kejatuhan Romawi Setelah Berjaya 10 Abad

Foto : Alberto PIZZOLI / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Romawi kuno merupakan zaman perkembangan peradaban maju yang menjadi dasar bagi dunia modern sekarang ini. Bertahan selama 10 abad, peradaban ini akhirnya mengalami kejatuhan pada 476 M, awal bagi dimulainya abad kegelapan Eropa.

Peradaban Romawi kuno telah mengembangkan berbagai disiplin ilmu. Bahasa, tata kemasyarakatan, teknologi, hukum, politik, ketatanegaraan, tata cara berperang, kesenian, kesusastraan, arsitektur, ilmu teknik, dan agama yang berkembang saat itu menjadi rujukan bagi dunia saat ini.
Pada bidang bahasa sastra lahir karya sastra berbobot, seperti epos Aeneas oleh Vergulius, karya sastra Odes dan Satires oleh Horatius, serta karya sastra Amores oleh Ovidius.
Salah satu kemajuan pada saat itu adalah telah terciptanya sistem pemerintahan bernama res publica. Konsep ini menginspirasi pembentukan negara-negara republik, dengan presiden sebagai kepala negara dan pemerintahannya. Amerika Serikat dan di Prancis pasca revolusi menggunakan model tersebut.
Peradaban Romawi kuno sudah mampu melakukan rekayasa yang mengagumkan di bidang teknologi dan arsitektur. Masyarakat mampu membangun jaringan aqueduct (saluran air buatan), jaringan jalan raya, monumen-monumen, istana-istana, dan fasilitas-fasilitas umum berukuran raksasa. Buktinya adalah Colosseum, Circus Maximus, Castel Sant'Angelo, dan Tembok Hadrianus (Hadrian).
Romawi kuno yang maju itu adalah sebutan bagi peradaban bangsa Romawi yang dibangun sejak sekitar 800 SM. Peradaban ini dibangun dan dikembangkan oleh masyarakatnya di wilayah semenanjung Apenina atau sekarang dikenal sebagai Italia.
Menurut cerita yang berkembang peradaban Romawi kuno diawali dengan didirikannya Kota Roma oleh dua pemuda bernama Remus dan Romulus pada 750 SM. Kedua tokoh tersebut adalah anak kembar dari Rhea Silva, keturunan seorang pahlawan dari Troya.
Dari dua pemuda itu, kekaisaran Romawi tumbuh menjadi kekaisaran terbesar di dunia pada abad kuno. Saat masa jayanya yaitu pada 117 M, populasinya mencapai 20 persen dari total populasi dunia saat itu dengan luas wilayahnya mencapai 5 juta kilometer persegi.
Perkembangan Romawi dipengaruhi oleh kondisi geografisnya yang berada di wilayah strategis yaitu di kawasan Laut Tengah, sehingga cocok untuk perdagangan. Romawi memiliki iklim yang nyaman dan tanah yang subur untuk kegiatan pertanian.
Selain itu, lokasinya yang dikelilingi tujuh bukit membuatnya aman dari serbuan bangsa asing sehingga mampu bertahan selama 10 abad. Romawi kuno dibagi menjadi tiga zaman, yaitu Zaman Kerajaan Romawi (750-510 SM), Zaman Republik Romawi (510-31 SM), dan Zaman Kekaisaran Romawi (31 SM-476 M).
Romawi berkembang menjadi kekaisaran besar Zaman Republik Romawi dimulai pada 510-31 SM. Pada mulanya, sistem pemerintahannya bersifat aristokrat. Republik ini kemudian tumbuh menjadi suatu imperium dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, meliputi seluruh wilayah Laut Tengah.
Pada masa kekuasaan republik, pernah berperang dengan Carthagia pada 264 SM. Perang terhadap bangsa yang menguasai wilayah Afrika utara dan Mediterania barat disebut dengan Perang Punic. Dalam perang itu, Romawi berhasil menghancurkan peradaban Carthagia sepenuhnya.
Puncak Kejayaan
Masa pemerintahan republik Romawi berakhir ketika muncul tiga serangkai yang disebut triumvirat yaitu Julius Caesar, Pompeius, dan Crassus. Pada 66 SM, tiga serangkai ini menyerbu Roma untuk menggulingkan pemerintahan republik yang dipilih secara demokratis. Setelah itu rakyat Roma menobatkan Caesar sebagai penguasa tunggal akhirnya kebijakan yang muncul seperti halnya diktator.
Namun Caesar yang menjadi nama bagi pemimpin kekaisaran sejak saat itu menciptakan ketidaksenangan. Pemberontakan yang dipimpin oleh Brutus dan Cassius, berhasil membunuhnya. Uniknya Brutus, simbol pengkhianat itu tidak mendapatkan kekuasaan apa-apa atas usahanya. Jenderal Gaius Julius Caesar Octavianus (Octavian) segera mengambil posisi caesar dan memproklamirkan diri dengan gelar Kaisar Augustus.
Kaisar Augustus berhasil membawa Romawi mencapai puncak kejayaan. Keturunan Augustus juga membuat Romawi menjadi kekaisaran yang stabil selama hampir 200 tahun lamanya. Dari sini Romawi kuno lebih fokus dalam membangun sistem pemerintahan, hukum, dan undang-undang untuk negara bernama Corpus Juris Civilis.
Corpus Juris Civilis adalah kumpulan undang-undang yang dikeluarkan dari 529 hingga 534 atas perintah Kaisar Bizantium, Yustinianus I. Hukum bangsa Romawi ini menjadi landasan serta rujukan bagi perkembangan hukum di seluruh dunia.
Dalam menciptakan pemerintahan yang kuat, Romawi harus kuat dari setiap serangan dari luar yang mengancam. Untuk mempertahankan eksistensinya, Romawi mempunyai dua modal utama yaitu pemerintahan dan pembentukan angkatan militer. Militernya dikenal sangat kuat karena dilatih dengan baik dan sangat disiplin.
Rowani sudah ada jauh sebelum agama yang ada saat ini muncul. Masyarakat mempercayai animisme dan politeisme percaya terhadap bermacam dewa dipengaruhi oleh masuknya kebudayaan Yunani yang lebih tua. Mereka juga percaya terhadap roh-roh leluhur, dan sebagian lainnya percaya terhadap dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuasaan terhadap manusia maupun alam.
Kemudian pada masa pemerintahan Tiberius (14-37 M), tumbuh agama baru yaitu Kristen. Penyebaran agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan bangsa Romawi menjadi monoteisme. Pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius (378-395 M), agama Kristen dinyatakan sebagai agama resmi negara.
Peradaban yang bertahan selama 1.000 tahun akhirnya mengalami kejatuhan pada abad 5 M atau pada 476 M. Kejatuhan ini ditandai dengan kejatuhan Kota Roma sebagai akhir dari dunia kuno dan menuju Abad Pertengahan yang dipandang sebagai Abad Kegelapan (dark ages) Eropa menurut cendekiawan Italia, Francesco Petrarca. hay/I-1

Serangan Orang-orang Barbar

Para sejarawan terus berdebat tentang apa yang menyebabkan peradaban Romawi kuno berakhir. Sejarawan dari Inggris, Edward Gibbon, dalam bukunya The History of the Decline and Fall of the Roman Empire yang terbit pada abad ke-18 menyatakan agama Kristen menjadi penyebabnya.
Dekrit Milan mengesahkan Kekristenan pada 313, dan kemudian menjadi agama negara pada 380. Dekrit ini dinilai mengikis sistem nilai tradisional Romawi, dengan mengganti politeisme menjadi monoteisme. Politeisme memandang kaisar memiliki status ilahi, dan juga mengalihkan fokus dari kemuliaan negara dan menjadi satu-satunya dewa.
"Paus dan pemimpin gereja lainnya mengambil peran yang meningkat dalam urusan politik, yang semakin memperumit pemerintahan," kata Gibbon. Tetapi pendapat Gibbon dalam bukunya itu telah dikritik secara luas sampai saat ini.
Sementara yang lain percaya bahwa penurunan dan kejatuhan itu sebagian disebabkan oleh masuknya 'orang barbar' dari utara dan barat. Menurut penulis lepas Dave Roos pada laman History menyatakan orang barbar yang itu adalah bangsa Celtic menghuni wilayah timur meliputi, Prancis, Spanyol, dan Inggris hingga wilayah timur di sekitar Laut Hitam.
Sejak lama Roma telah berselisih dengan suku-suku Jermanik selama berabad-abad, tetapi pada 300-an kelompok barbar seperti Goth telah merambah ke luar perbatasan Kekaisaran. Pada 410, Raja Visigoth Alaric, berhasil menjarah Kota Roma. Pada 455 "Kota Abadi" itu diserbu lagi oleh Vandal.
Akhirnya, pada 476, pemimpin Jermanik Odoacer melancarkan pemberontakan dan menggulingkan Kaisar Romulus Augustus. Ia menjadi kaisar terakhir yang memerintah Romawi. Sejarawan menjadikan tahun kejatuhannya itu sebagai akhir dari peradaban Yunani kuno.
Teori lain dari kejatuhan Romawi adalah masalah ekonomi. Disebutkan perang yang berlangsung terus-menerus dan pengeluaran yang berlebihan telah secara signifikan membuat pundi-pundi kekaisaran menipis, sementara perpajakan serta inflasi yang menindas telah memperlebar jurang antara kaya dan miskin.
Dengan harapan menghindari petugas pajak, banyak anggota kelas kaya bahkan telah melarikan diri ke pedesaan dan mendirikan wilayah kekuasaan independen. Pada saat yang sama, kekaisaran diguncang oleh defisit tenaga kerja.
Sementara Vandal mengklaim Afrika utara dan mulai mengganggu perdagangan kekaisaran dengan berkeliaran di Mediterania sebagai bajak laut. Dengan ekonominya yang goyah dan produksi komersial dan pertaniannya menurun, Kekaisaran mulai kehilangan cengkeramannya di Eropa.
Nasib Roma semakin suram pada akhir abad ketiga ketika Kaisar Diocletian membagi Kekaisaran menjadi dua bagian Kekaisaran Barat duduk di Kota Milan. Kekaisaran Timur di Byzantium, yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel.
Pembagian tersebut membuat kekaisaran lebih mudah diatur dalam jangka pendek, tetapi seiring waktu kedua bagian itu terpisah. Timur dan Barat gagal bekerja sama secara memadai untuk memerangi ancaman dari luar, dan keduanya sering berselisih soal sumber daya dan bantuan militer.
Saat jurang melebar, Kekaisaran Timur yang sebagian besar berbahasa Yunani tumbuh dalam kekayaan, sementara Barat yang berbahasa Latin jatuh ke dalam krisis ekonomi. Namun Kekaisaran Timur bertahan dalam beberapa bentuk selama 1.000 tahun sebelum dikalahkan oleh Kekaisaran Ottoman pada 1.400-an.
Pada puncaknya, Kekaisaran Romawi membentang dari Samudra Atlantik sampai ke Sungai Efrat di Timur Tengah. Kekuasaan yang luas ini menjadi penyebab kejatuhannya, karena menghadapi masalah pada administratif dan logistik.
Kaisar Hadrianus dipaksa untuk membangun temboknya yang terkenal di Inggris hanya untuk mencegah musuh. Karena semakin banyak dana yang disalurkan ke dalam pemeliharaan militer kekaisaran, kemajuan teknologi melambat dan infrastruktur sipil Roma menjadi rusak. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top