Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Banyuwangi

Keindahan "Blue Flame" pada Dini Hari

Foto : GOH CHAI HIN / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Cara menikmati Kawah Ijen adalah dari dini hari menuju siang hari. Pasalnya pada kondisi gelap itu wisatawan dapat menikmati keindahan Api Biru (blue flame) yang hanya ada dua di dunia, salah satunya di negara Islandia yang dikenal sebagai negaraThe Land of Fire and Ice.

Fenomenablue flamedi Kawah Ijen biasanya muncul setiap dini hari pukul 02.00-04.00 WIB. Kobaran api biru di tengah gelapnya malam, menciptakan nyala cahaya yang begitu indah dipandang mata. Inilah yang menjadi alasan wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang ke Kawah Ijen pada pagi buta yang sangat dingin.

Fenomena alam langka tersebut memang hanya terbentuk di kawasan gunung berapi. Api biru merupakan hasil dari reaksi gas bumi yang bertemu dengan oksigen pada suhu tertentu. Tidak semua reaksi tersebut menciptakan api biru menjadikan Kawah Ijen menjadi sangat spesial.

Keberadaan api biru mungkin telah ada sejak lama. Namun hal ini baru diketahui sekitar tahun 1950-an oleh para penambang belerang yang bekerja pada gelap malam. Saat ini penambangan belerang menjadi aktivitas yang menjadi perhatian masyarakat.

Perjuangan para penambang belerang tidaklah mudah. Mereka harus turun dari bibir kawah yang sedalam 300 meter dengan kemiringan 45 hingga 60 derajat untuk mengambil belerang. Lalu bongkahan belerang itu dibawa naik dengan keranjang yang dipukul lalu turun sejauh 3,5 kilometer ke tempat penampungan.

Seorang penambang belerang rata-rata mampu mengangkut belerang seberat 150-200 kilogram per hari dalam beberapa kali angkut. Harga untuk 1 kilogram belerang sekitar 1.250 rupiah per kilogram. Artinya mereka menghasilkan pendapatan 187.000 hingga 250.000 rupiah.

Aktivitas penambangan sangat beresiko di tengah semburansolfataraterdapat gas sulfur dioksida (SO2) yang berbahaya bagi jiwa. Gas tidak berwarna dengan bau menyengat merupakan cairan yang mendapatkan tekanan dan larut dalam air dengan sangat mudah.

Sayangnya untuk menghindari gas ini para penambang hanya menggunakan penutup dari kain seadanya. Namun mereka demikian mereka memiliki trik untuk menghindari paparan gas tersebut dengan mengetahui arah berhembusnya angin. Itulah yang membuat mereka bisa selamat dan tidak berpikir untuk beralih profesi.

Saat ini para penambang masih menggunakan cara yang sangat sederhana untuk "menangkap" belerang. Mereka memasang pipa yang terbuat dari besi (pawon) berdiameter 16-20 sentimeter. Setiap pipa panjangnya 1 meter agar mudah memasang dan menggantinya jika rusak.

Pipa tersebut dipasang sambung menyambung mulai dari tebing atas dimana titiksolfatarayang suhunya mencapai 200 derajat Celcius sekaligus sebagai sumber belerang hingga dasar tebing yang jauhnya antara 50-150 meter. Melalui pipa tersebut gas belerang dialirkan kemudian tersublimasi di ujung pipa bagian bawah dan siap ditambang.

Apabila salah satu pipa rusak karena korosif, maka uap belerang tidak mengalir sempurna dan terlepas ke udara bebas dan tidak sempat tersublimasi. Kendala lainnya adalah ketika suhusolfataranaik melampaui 200 derajat Celsius, maka uap belerang tidak sempat tersublimasi karena terbakar. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top