Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Resensi Film

Keindahan Bali di Era ‘30-an Tersorot Jelas dalam "Samsara"

Foto : ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Lagi-lagi sutradara Garin Nugroho berhasil membawa warna baru dalam industri perfilman Indonesia.

Usai sukses dengan Setan Jawa yang tayang pada 2017 lalu, tahun ini ia menghadirkan film bisu hitam-putih bernama Samsara. Sebuah film yang menggabungkan unsur film, unsur teater, dan unsur seni tradisi.

Meski film yang diperankan oleh Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett ini dikatakannya sebagai film horor, namun penikmat film tidak perlu khawatir karena filmnya sendiri lebih terasa seperti 'menyelami' kekayaan budaya Bali sambil menelusuri indahnya alam pada masa itu melalui gaya sinematiknya yang tak biasa.

Pasalnya, baik Garin maupun para pemain semua kompak banyak mencari referensi dari kehidupan Bali di tahun 1930-an. Mulai dari foto masyarakat yang hidup pada waktu itu, kegiatannya, buku-buku sampai kunjungan komedian Charlie Caplin ke sana yang secara realistis dapat membangkitkan imajinasi mereka untuk menyorot keindahan Bali.

Berkat semua referensi itu, penonton dapat melihat rimbunnya hutan sambil menikmati indahnya aliran sungai yang jernih dan dikelilingi dedaunan. Dengan mendetil, ditambahkan pula sejumlah pohon kelapa yang berdiri dengan kokoh di beberapa adegan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top