Kedaulatan Pangan Jangan Setengah Hati
Regenerasi Petani I Petani merontokan padi saat panen di kawasan pertanian Laladon, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/10). Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mendukung pendanaan program Regenerasi Petani di Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan bantuan dana sebesar 7,5-8 miliar rupiah per proyek.
Pemerintah harus secepatnya dapat menghentikan tren kebergantungan pada impor pangan dengan menggenjot produksi dalam negeri, tanpa mengesampingkan kesejahteraan para petani.
JAKARTA - Pemerintahan baru diharapkan serius mengurangi kebergantungan pada impor pangan. Dua tahun terakhir, impor beras melonjak dan bahkan salah satu terbesar dalam sejarah.
Anggota DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai salah satu agenda prioritas pemerintah. Dengan dukungan sumber daya alam melimpah, Indonesia semestinya bisa memproduksi pangan sendiri.
"Saya menggarisbawahi pentingnya swasembada pangan. Indonesia harus mampu memproduksi kebutuhan pokok sendiri, sehingga tidak tergantung pada impor," tegas Politisi Fraksi PAN itu di Jakarta, Selasa (22/10).
Secara terpisah, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengungkapkan impor pangan setiap tahunnya masih tinggi. Bahkah, pada 2023, impor beras mencapai 3,06 juta ton atau rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Lonjakan serupa juga diperkirkan terjadi tahun ini. "Impor beras pada 2024 diperkirakan akan lebih tinggi lagi," tegas Anthony.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya