Kebijakan Moneter BI Tidak Efektif Memacu Perekonomian
Selain tidak mengakselerasi konsumsi, bunga kredit tinggi juga tidak menggairahkan investasi. Makanya, sulit sekali untuk memulihkan perekonomian, apalagi negara-negara maju sudah mulai melakukan normalisasi.
Kebijakan tersebut tentu sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga untuk mencegah pelarian modal atau capital reversal.
Terlalu Tinggi
Pakar Ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Imron Mawardi, mengatakan bank selalu berdalih lambatnya respons arah kebijakan moneter BI karena sifat funding mereka berjangka pendek, sedangkan kredit tenornya lebih panjang. Padahal, NIM bank-bank di Indonesia rata-rata mencapai 4,7 persen, sangat tinggi dibanding negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand rata-rata 2,6-2,7 persen, dan di Singapura 1,8-1,9 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung oleh kinerja ekspor serta membaiknya konsumsi dan investasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya