Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Keuangan I IMF Pernah Meminta BI Kurangi Instrumen Moneter

Kebijakan Moneter BI Tidak Efektif Memacu Perekonomian

Foto : Sumber: Bank Indonesia - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, dalam Focus Group Discussion bidang Moneter yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), pada Kamis (27/1), mengatakan kebijakan yang menurutnya tidak efektif adalah penurunan suku bunga acuan BI7 days Reverse Repo Rate (BI7DRR Rate). FGD sendiri sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) yang akan diselenggarakan di Kendari pada pekan pertama Februari 2022.

Penurunan suku bunga acuan, papar Piter, tidak diikuti dengan transmisi suku bunga kredit oleh bank. Bank lebih responsif pada transmisi suku bunga dana atau simpanan.

"Begitu bunga acuan turun, bank langsung menurunkan suku bunga simpanan, sedangkan kredit sangat lamban. Akibatnya, spread suku bunga kredit dan dana atau Net Interest Margin (NIM) perbankan makin lebar. Maka, tidak heran kalau setiap suku bunga BI turun, keuntungan perbankan meningkat, sedangkan kredit stagnan, bahkan berkontraksi," kata Piter yang pernah berkarier lama di Bank Sentral.

Sejak 2020, BI telah menurunkan suku bunga acuan 150 basis poin (bps) atau 1,5 persen. Sejalan dengan hal tersebut, suku bunga deposito dana pihak ketiga (DPK) turun lebih besar yaitu 278 bps. Sayangnya, suku bunga kredit hanya turun 117 bps.

Padahal menurut Piter, pelonggaran kebijakan moneter diharapkan bisa mendorong penurunan suku bunga kredit sehingga daya beli masyarakat meningkat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top