Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Keuangan I IMF Pernah Meminta BI Kurangi Instrumen Moneter

Kebijakan Moneter BI Tidak Efektif Memacu Perekonomian

Foto : Sumber: Bank Indonesia - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau konsumsi naik, akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tapi kalau kita balik, yang kita alami cicilan kredit saat krisis tidak turun, sehingga tidak berdampak ke daya beli yang tetap rendah. Jadi, kebijakan moneter dalam tanda kutip tidak efektif," jelasnya.

Dia pun mengkritik terlalu banyaknya instrumen kebijakan moneter di BI yang justru menjadi instrumen investasi yang memberi imbal hasil bagi bank-bank termasuk BI7DRR Rate.

"Jadi, kalau bank menempatkan likuiditas di BI selama tujuh hari itu mendapatkan suku bunga minimal sebesar BI7DRR Rate. Akibatnya, instrumen fiskal juga ikut memberi imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang lebih menarik dari bunga acuan BI, sehingga suku bunga sulit turun," kata Piter.

Dengan kondisi saat ini, yang memperebutkan likuiditas di pasar itu ada tiga, yaitu BI, Kemenkeu, dan pihak swasta melalui penerbitan obligasi atau penawaran saham perdana ke publik.

"Jadi di Indonesia itu, ada tiga pihak yang bersaing berebut likuiditas. Beda di luar negeri, hanya otoritas fiskal yang bersaing. Makanya suku bunga tetap tinggi, bahkan yang tertinggi di Asia Tenggara. Ini yang menjadi pekerjaan rumah sampai sekarang. Makanya dulu IMF pernah merekomendasikan agar BI mengurangi instrumen moneter," kata Piter.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top