Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kebijakan ‘Link and Match’ Dinilai tidak Tepat untuk Perguruan Tinggi, Kenapa?

Foto : ugm.ac.id

Ilustrasi - Wisudawan Program Sarjana dan Diploma Universitas Gajah Mada (UGM) pada 24-25 Agustus 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Padahal, menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2021, baik Indonesia maupun Jepang memiliki tujuan pendidikan yang relatif sama, yakni mengembangkan manusia agar tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan berguna bagi masyarakat luas.

Mengacu pada informasi dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, sistem pendidikan di Jepang memiliki kebijakan wajib belajar selama sembilan tahun, yang terdiri dari enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Kemudian setelah seseorang menyelesaikan wajib belajarnya, ia dapat memilih apakah ingin melanjutkan ke jenjang vokasi atau studi lanjut ke sekolah menengah atas.

Sejak awal, pemerintah Jepang sudah mengarahkan dengan jelas perbedaan antara jalur pendidikan vokasi dengan jalur sekolah menengah atas - perguruan tinggi. Itulah sebabnya, jumlah pendidikan vokasi di Jepang jauh lebih banyak dari jumlah perguruan tinggi.

Berdasarkan data tersebut, barangkali yang kita butuhkan bukan memaksakan konsep link and match pada perguruan tinggi, tetapi menambah jumlah pendidikan vokasi agar masyarakat dapat leluasa memilih jenis sekolah berdasarkan kebutuhan dan pilihannya masing masing.The Conversation

Yogie Pranowo, Adjunct Associate Lecturer Studi Humaniora, Universitas Multimedia Nusantara
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top