Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kebijakan ‘Link and Match’ Dinilai tidak Tepat untuk Perguruan Tinggi, Kenapa?

Foto : ugm.ac.id

Ilustrasi - Wisudawan Program Sarjana dan Diploma Universitas Gajah Mada (UGM) pada 24-25 Agustus 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

1. Perguruan tinggi berorientasi teori

Perguruan tinggi memiliki perbedaan mendasar dengan pendidikan vokasi. Perguruan tinggi umumnya memiliki orientasi yang lebih luas dan teoritis, menyediakan berbagai program studi yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti ilmu sosial, humaniora, sains, dan seni.

Menurut Sri Shanti Ariani, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darul Kamal NW Kembang Kerang, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), perguruan tinggi memiliki fokus yang lebih luas dari pendidikan vokasi, yakni membantu setiap individu tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih bijaksana, penuh empati, bertanggung jawab, serta memiliki kemampuan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan dunia sekitarnya.

Proses pendidikan di perguruan tinggi bertujuan meningkatkan kemampuan refleksi seseorang dalam melihat berbagai persoalan hidup. Hal ini mengisyaratkan bahwa manusia tidak hanya menjalani hidup secara mekanis, tetapi juga memberi arti pada pengalaman-pengalamannya tersebut.

Selain itu, proses pendidikan di perguruan tinggi dapat membantu seseorang memahami bahwa apa yang kita pelajari dan alami tidak hanya berdampak pada diri kita sendiri, tetapi juga pada orang lain.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top