Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kebijakan Konten Lokal Tak Jalan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Diharapkan, prioritas TKDN juga berlangsung di sektor pangan. Sebab, selain akan mengurangi kebergantungan pada impor sekaligus juga menyejahterakan petani nasional. Apabila petani sejahtera, kemiskinan di perdesaan yang selama ini menjadi kantong kemiskinan bakal berkurang sehingga pada akhirnya mempersempit jurang ketimpangan ekonomi di Indonesia.

Pengembangan substitusi impor pangan tidak hanya mendukung ekonomi kerakyatan, tapi juga menekan praktik rent seeking yang melanggengkan impor tanpa kendali. Dengan mendorong subtitusi impor akan mengurangi kebergantungan kita akan bahan pangan impor, memperkuat agro industri yang seharusnya menjadi basis ekonomi kerakyatan.

Apabila sektor agribisnis berkembang pesat, akan memacu ekonomi rakyat di perdesaan sehingga meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan memperbaiki daya beli petani. Pembangunan substitusi impor pangan sekaligus bisa mengurangi praktik rent seeking impor yang banyak dilakukan pengusaha kroni. Apalagi, jika upaya tersebut dibarengi dengan penerapan tarif impor pangan yang lebih tinggi maka pendapatan negara pun terbantu.

Melalui substitusi impor maka devisa impor pangan sebesar 12 miliar dollar AS setahun yang semula dihamburkan untuk petani asing bisa dialihkan dan dinikmati petani nasional dengan membeli produk pangan dalam negeri. Tanah terlantar juga bisa dimanfaatkan untuk pembangunan pangan nasional, terutama untuk substitusi impor. Terpenting adalah Presiden dan para pembantunya konsisten menggunakan produk dalam negeri.

Komentar

Komentar
()

Top