Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sentimen Pasar - Akhir Tahun IHSG Bisa Mencapai Level 6.100 Poin

Kebijakan BI Picu Imbal Hasil Menarik

Foto : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Silvano Rumantir (keempat kanan) membuka perdagangan saham disaksikan Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan (kedua kanan), serta Co-Founder dan Director LISCA Wisnu Wardhana dan sejumlah pemenang LISCA Aquathlon 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/8). Mandiri sekuritas mendorong generasi millenial untuk berinvestasi di pasar modal.

A   A   A   Pengaturan Font

Penurunan bunga acuan Bank Indonesia membuat imbal hasil produk investasi di pasar modal lebih menarik dibandingkan produk perbankan, seperti deposito.

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia menilai kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku buga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) akan berdampak positif bagi perekonomian nasional yang akhirnya dapat berdampak positif pada industri pasar modal. "Secara teori, salah satu faktor untuk menggerakkan perekonomian yakni dengan melonggarkan suku bunga. Kalau tingkat suku bunga diturunkan, aktivitas dunia usaha akan meningkat.

Nah, akhirnya investasi di portofolio pasar modal juga akan menjadi lebih baik," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat, di Jakarta, Rabu (23/8). Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 4,75 persen menjadi 4,50 persen, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 3,75 persen dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,25 persen, berlaku efektif sejak 23 Agustus 2017.

Menurut Gubernur BI, Agus Martowardojo, inflasi 2017 dan 2018 diperkirakan dalam kisaran sasaran yang ditetapkan. "Begitu juga dengan terkendalinya defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman," ungkapnya. Agus juga memastikan risiko eksternal terkait dengan rencana kenaikan Fed Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS juga mereda.

Sehingga, lanjut dia, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri Indonesia tetap menarik. Samsul mengatakan kebijakan Bank Indonesia itu membuat imbal hasil produk investasi di pasar modal akan lebih menarik dibandingkan produk perbankan seperti deposito. "Indeks suku bunga akan turun, baik bunga pinjaman maupun deposito, tentu ini akan memberi imbas yang bagus pada kegiatan perekonomian dan pasar modal," kata Samsul.

Menurut dia, kebijakan Bank Indonesia itu juga akan berkorelasi dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada 2018 mendatang sebesar 5,4 persen.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top