Senin, 03 Mar 2025, 15:25 WIB

Kebakaran Hutan Meluas, Jepang Kerahkan 1.700 Petugas Damkar

Asap kebakaran hutan tampak membubung tinggi di Ofunato, Prefektur Iwate pada 28 Februari 2025.

Foto: Japan Times/Jiji

TOKYO - Jepang tengah berjuang memadamkan kebakaran hutan terbesar dalam 30 tahun pada hari Sabtu (2/3), kebakaran yang menewaskan satu orang dan memaksa evakuasi lebih dari seribu orang.

Api diperkirakan telah meluas ke 1.200 hektare di hutan Ofunato di wilayah utara Prefektur Iwate sejak kebakaran terjadi pada hari Rabu, menurut Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jepang.

"Kami masih meneliti ukuran area yang terdampak, tetapi ini adalah yang terbesar sejak kebakaran hutan tahun 1992" di Kushiro, Hokkaido, kata seorang juru bicara badan tersebut kepada Japan Times.

Rekor sebelumnya, kebakaran menghanguskan 1.030 hektare lahan.

Sekitar 1.700 petugas pemadam kebakaran dikerahkan dari seluruh negeri untuk memadamkan api.

Rekaman udara dari lembaga penyiaran publik NHK menunjukkan asap putih membubung tinggi dan menutupi seluruh gunung.

Polisi menemukan satu jasad yang terbakar pada hari Kamis.

Lebih dari 1.000 penduduk sekitar telah dievakuasi dan lebih dari 80 bangunan rusak hingga hari Jumat, menurut pemerintah kota Ofunato.

Penyebab kebakaran masih belum diketahui.

Dua kebakaran lainnya juga terjadi pada hari Sabtu, satu di Yamanashi dan satu lagi di tempat lain di Iwate.

Pada 2023, terjadi 1.300 kebakaran hutan di seluruh Jepang, terkonsentrasi pada periode Februari hingga April ketika udara mengering dan angin bertiup kencang.

Menurut data pemerintah, jumlah kebakaran hutan telah menurun sejak puncaknya pada tahun 1970-an.

Ofunato hanya menerima curah hujan 2,5 milimeter bulan ini, dan diperkirakan akan turun jauh di bawah rekor terendah sebelumnya pada bulan Februari sebesar 4,4 milimeter pada tahun 1967.

Tahun lalu merupakan tahun terpanas di Jepang sejak pencatatan dimulai, mengikuti jejak negara lain yang terus mengalami peningkatan emisi gas rumah kaca yang memicu perubahan iklim.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan: