Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

KBA Kemuning Ajarkan Menguangkan yang Terbuang

Foto : foto-foto: koran jakarta/widiyatmaka
A   A   A   Pengaturan Font

Dia memberi contoh, semula warga sulit untuk diajak mengumpulkan sampah. "Kini mereka sudah mau mengumpulkan sampah di rumah," kata ayah dua putra ini. "Namun, kami ngalahi yang keliling mengambil sampah dari rumah ke rumah untuk dikumpulkan, lalu dipilah-pilah," tambah Pembina Bidang Lingkungan, Endang. Menurutnya, sampah yang dimaksud adalah sampah nonorganik. Dia senang karena hampir 80 persen warga rela mengumpulkan sampah. Menurut Suhardi, Kemuning memiliki 113 KK,357 jiwa, 4 RT, dan 1 RW. KBA Kemuning sendiri dibuka pada Mei 2016.

Makanan Tambahan

Sampah dipilah menjadi 23 jenis. Sedang sampah nonorganik yang dimaksud seperti sandal, sepatu, kertas, bungkus rokok (duplek), lampu-lampu, piring, cangkir, beling, gelas kaca, bungkus odol, atau bungkus sabun. "Banyak deh macamnya," tandas Endang. Menurutnya, setelah dipilah lalu sampah dikirim ke bank sampah dan ada kendaraan yang mengambil sebulan tiga kali. KBA Kemuning sudah bekerja sama dengan pihak tertentu yang membeli sampah yang telah dipisah-pisahkan.

"Hasil penjualan sampah kan ada uang. Nah, uang ini untuk meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak di posyandu dan para lansia. Sampah menjadi uang dan dengan itu bisa membeli makanan tambahan. Warga jadi lebih sehat," tambah ibu satu putri Meisya ini.Ya, dengan adanya KBA ini, masyarakat diajarkan menjadikan barang-barang yang sudah terbuang menjadi uang. Ini sesuai dengan logo warga Kemuning, "Sampahku, Amalku."

Dengan sampah bisa beramal karena hasil pengumpulannya dijual dan uang yang terkumpul untuk amal membeli makanan tambahan warga. "Yang kami minta kumpulkan hanya sampah nonorganik. Sedang sampah organik malah kami biarkan untuk dijadikan pupuk," jelas Suhardi. Menguangkan yang terbuang atau Sampahku amalku bisa menginspirasi warga hidup lebih peduli lingkungan. Sebab dengan begitu tempat tinggal jadi bersih. Kemudian, kesehatan warga terjaga karena ada makanan tambahan. Anak-anak bisa sekolah lancar karena sehat.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top