Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

KBA Kemuning Ajarkan Menguangkan yang Terbuang

Foto : foto-foto: koran jakarta/widiyatmaka
A   A   A   Pengaturan Font

Uang bukan segala-galanya, tetapi segalanya memerlukan uang. Ungkapan tersebut mau mengingatkan agar orang tak terlekat pada uang, tetapi juga tak anti-uang. Sebab orang hidup di mana pun perlu uang. Tetapi uang tetap bukan segalanya.

Cara terbaik adalah menggunakan uang sebagaimana mestinya dan jangan sampai memuja uang agar tak terjerat di balik jeruji penjara karena korupsi demi menumpuk uang. Zaman sekarang, ada yang mengatakan, serbasusah, sehingga semakin sulit mencari uang. Maka, orang harus pandai-pandai melihat berbagai peluang di sekitar agar dapat dimanfaatkan menjadi uang.

Itulah yang diinspirasikan PT Astra Internasional lewat program Corporate Social Responsibility yang dikemas dalam Kampung Berseri Astra (KBA). Berseri sendiri singkatan dari Bersih, Sehat, Cerdas, dan Produktif. Kampung Be, salah satu KBA yang diajarkan jeli melihat segala peluang agar menjadi uang, antara lain, KBA Kemuning, Gunung Kidul. Seperti biasa dalam KBA terdiri dari empat pilar: kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, dan lingkungan. Keempatnya terintegrasi satu bidang dengan bidang lainnya.

Keempat pilar senantiasa diupayakan berjalan bersamaan secara simultan karena saling terkait dan berkelindan. Seperti KBA lain, di Kemuning pun awalnya cukup berat mengajak warga aktif di KBA. "Tapi sekarang pelan-pelan sudah mulai mau para warga untuk aktif di KBA. Tidak kurang ada 28 kader aktif," kata Kepala Dukuh Kemuning yang sekaligus Ketua KBA Kemuning, Suhardi.

Dia memberi contoh, semula warga sulit untuk diajak mengumpulkan sampah. "Kini mereka sudah mau mengumpulkan sampah di rumah," kata ayah dua putra ini. "Namun, kami ngalahi yang keliling mengambil sampah dari rumah ke rumah untuk dikumpulkan, lalu dipilah-pilah," tambah Pembina Bidang Lingkungan, Endang. Menurutnya, sampah yang dimaksud adalah sampah nonorganik. Dia senang karena hampir 80 persen warga rela mengumpulkan sampah. Menurut Suhardi, Kemuning memiliki 113 KK,357 jiwa, 4 RT, dan 1 RW. KBA Kemuning sendiri dibuka pada Mei 2016.

Makanan Tambahan

Sampah dipilah menjadi 23 jenis. Sedang sampah nonorganik yang dimaksud seperti sandal, sepatu, kertas, bungkus rokok (duplek), lampu-lampu, piring, cangkir, beling, gelas kaca, bungkus odol, atau bungkus sabun. "Banyak deh macamnya," tandas Endang. Menurutnya, setelah dipilah lalu sampah dikirim ke bank sampah dan ada kendaraan yang mengambil sebulan tiga kali. KBA Kemuning sudah bekerja sama dengan pihak tertentu yang membeli sampah yang telah dipisah-pisahkan.

"Hasil penjualan sampah kan ada uang. Nah, uang ini untuk meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak di posyandu dan para lansia. Sampah menjadi uang dan dengan itu bisa membeli makanan tambahan. Warga jadi lebih sehat," tambah ibu satu putri Meisya ini.Ya, dengan adanya KBA ini, masyarakat diajarkan menjadikan barang-barang yang sudah terbuang menjadi uang. Ini sesuai dengan logo warga Kemuning, "Sampahku, Amalku."

Dengan sampah bisa beramal karena hasil pengumpulannya dijual dan uang yang terkumpul untuk amal membeli makanan tambahan warga. "Yang kami minta kumpulkan hanya sampah nonorganik. Sedang sampah organik malah kami biarkan untuk dijadikan pupuk," jelas Suhardi. Menguangkan yang terbuang atau Sampahku amalku bisa menginspirasi warga hidup lebih peduli lingkungan. Sebab dengan begitu tempat tinggal jadi bersih. Kemudian, kesehatan warga terjaga karena ada makanan tambahan. Anak-anak bisa sekolah lancar karena sehat.

Inspirasi KBA Kemuning ini bisa mendorong masyarakat pada umumnya tak lagi membuang sampah sembarangan. Sampah dikelola dari rumah tangga. Selain mengurangi tumpukan sampah di tempat pembuangan sementara maupun akhir, langkah warga Kemuning ini juga mengajarkan hidup sehat dan bersih.

Sampah tak lagi tak berguna karena bisa dimanfaatkan. Sampah tak lagi tak berharga, karena tiap bulan, menurut Endang, bisa ada pemasukan 180.000 rupiah dari penjualan sampah. Andai saja kesadaran warga Kemuning ini tersebar di banyak tempat, sampah takkan lagi menjadi problem. Kiranya, bangsa Indonesia perlu mengikuti langkah warga Kemuning ini untuk menata sampah dari rumah tangga.

Dari inspirasi warga KBA Kemuning ini, jika dijalankan serius dan massal, sampah bisa menjadi sumber kehidupan. Sampah tidak lagi seperti sekarang menjadi sumber penyakit dan bau. Mari mengelola sampah agar lingkungan bersih, dan....tentu saja dapat tambahan uang. widiyatmaka

Makan Ingkung dan Minum Air Secang

Pilar-pilar selalu dijalankan beriringan agar tujuan keberadaan KBA terwujud: masyarakat mandiri lewat Pilar Kewirausahaan, warga bugar lewat Pilar Kesehatan, rakyat pandai karena disekolahkan secara baik, dan kebersamaan terjaga karena dieratkan memelihara lingkungan bersama agar nyaman ditinggali.

Pilar Kewirausahaan, misalnya, telah berjalan lancar. Salah satunya menyediakan pesanan ingkung ayam kampung. "Paket lengkap dengan nasi untuk tujuh orang hanya 200.000 rupiah," kata Pembina Pilar Kewirausahaan, Siti Romlah.

Banyak institusi pemerintah lokal yang sering memesan ingkung. Pilar Kewirausahaan bidang UMKM ini bisa dikelindankan dengan kegiatan Pilar Kewirausahaan lain, dalam hal ini menurut Suhardi, bidang wisata. "Jadi, pesan ingkung di rumah warga, menyantapnya di 'danau' Kemuning sambil wisata menikmati air dan pepohonan," kata Suhardi.

Jadi, para wisatawan yang akan menikmati 'danau' Kemuning bisa sekalian pesan ingkung untuk disantap di pinggir danau. "Rasanya dijamin enak. Ayamnya, ayam kampung, Nasinya ada yang biasa dan uduk," kata Siti sambil promosi.

Tak lupa Siti mempromosikan minuman kesegaran yang merupakan kemasan dari kayu secang, kayu manis, kapulogo, serih, gula batu, jahe, dan cengkih. Minuman ini berkhasiat untuk menambah stamina agar lebih bugar. "Diminumnya dalam keadaan hangat, lebih jos," ujar istri Suhardi ini.

Untuk membantu konsumen, KBA Kemuning juga mengemas baik dalam botol yang tinggal minum atau kemasan yang bisa diseduh di rumah. Harganya sangat terjangkau. Satu botol hanya 10.000 rupiah. Sedang satu kemasan cukup 2.000 rupiah, tetapi dalam bentuk boks. Satu boks isinya lima kemasan.

"Jadi, semua pilar berkaitan. Minuman kayu secang menyehatkan dan UMKM ingkung menghasilkan kemandirian keuangan warga," cerita Siti Romlah. Ya dengan keterkelindanan empat pilar, secara otomatis, warga diajak aktif dan memahami pilar-pilar tersebut. Kehidupan kampung Kemuning menjadi dinamis karena warganya guyub. widiyatmaka

Institusi Lain Perlu Meniru

Program CSR memang telah dijalankan perusahaan-perusahaan besar. Hal ini tentu sangat membantu mengentaskan berbagai kekurangan masyarakat. Hanya, banyak perusahaan dalam menjalankan program CSR biasanya sekali tempo. Artinya setelah satu kegiatan dijalankan, tak ada lagi kelanjutan.

Tanpa bermaksud mengecilkan langkah dan peran perusahaan atau institusi lain, kiranya jalan yang ditempuh PT Astra Internasional dengan menginisiasi program Kampung Berseri Astra ini boleh ditiru. Tujuannya, supaya CSR tidak sekadar menjalankan yang diwajibkan pemerintah. Namun ada kelanjutan dan benar-benar memandirikan masyarakat baik secara finansial, kesehatan, lingkungan, maupun edukasi.

Program KBA ternyata dirasa masyarakat sangat menolong karena dipantau terus secara kontinyu. Apalagi Astra juga tak hanya memantau atau mengucurkan bantuan lain, tetapi melatih warga dengan berbagai keterampilan seperti manajemen keuangan dan kerja-kerja UMKM.

Pemerintah perlu mendorong perusahaan-perusahaan yang di bawah kekuasaannya seperti BUMN-BUMN agar dalam menjalankan program CSR harus berkelanjutan. Apa artinya dibantu uang tanpa dibimbing. Uang akan habis tanpa bekas. Semakin banyak perusahaan yang menjalankan CSR model KBA atau apa pun bentuk dan modelnya, yang penting berkelanjutan, masyarakat akan terentaskan dari berbagai ketertinggalan. Entah tertinggal secara edukasi, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya. Mungkinkah? Mari kita tunggu. widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top