Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Danau Kerinci

Kayu Aro, Kebun Teh Tertinggi ke-2 di Dunia

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kabupaten Kerinci merupakan daerah wisata unggulan di Provinsi Jambi. Wilayah yang sejak sejak 2011, beribukota di Siulak berada di sebuah cekungan diapit oleh deretan gunung di sisi selatan dan sisi utara, menciptakan lanskap pemandangan yang indah.

Destinasi Kabupaten Kerinci selain beberapa danau dan Gunung Kerinci adalah Kebun Teh Kayu Aro. Perkebunan teh seluas 2.590 hektare ini berada di ketinggian rata-rata 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dari elevasi ini bisa dibayangkan sejuk dan bahkan dinginnya perkebunan ini.

Kebun teh Kayu Aro terletak di kaki Gunung Kerinci, tepatnya di Kecamatan Kayu Aro, Kerinci, Provinsi Jambi. Lokasinya berada di barat daya Siulak, ibu kota Kabupaten Kerinci dengan jarak 27,8 kilometer yang bisa tempuh dalam tempo sekitar 26 menit.

Perkebunan teh Kayu Aro termasuk dalam perkebunan teh tertua di Indonesia. Perkebunan ini dibuka sejak masa pemerintahan penjajah Belanda tepatnya antara tahun 1925-1928. Selain itu perkebaunan ini disebut sebagai kebun teh tertinggi kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeeling di Himalaya, India.

Menurut Edi Boy Sabakhtani dalam buku berjudul Perkebunan Teh Kayu Aro di Kerinci 1925-1940 (2018), perkebunan ini pun beberapa kali mengalami perubahan status dan juga manajemen. Akhirnya pada 1974, kebun teh ini secara resmi dinaungi oleh PT Perkebunan VIII.

Namun pada 1996 perusahaan ini dikonsolidasi dengan beberapa perusahaan yang ada di Sumatra Barat dan Jambi dan berubah menjadi PT Perkebunan Nusantara VI. Setelah itu sejak 1998 Perkebunan Teh Kayu Aro dibuka secara resmi sebagai sebuah destinasi wisata.

Pada masa penjajahan, kebun teh ini awalnya dijalankan oleh pekerja yang didatangkan dari Pulau Jawa. Tidak heran jika masyarakat disini memiliki kultur Jawa yang kental sampai saat ini.

Para pekerja perkebunan itu menanam teh hitam. Teh ini memiliki kualitas tinggi dengan rasa yang tidak perlu diragukan lagi. Hal ini dibuktikan, Ratu Belanda dan Ratu Inggris pada menjadi konsumen teh dari perkebunan ini.

Sampai saat ini teh Kayu Aro merupakan minuman teh tradisional yang sama sekali tidak menggunakan bahan kimia, sehingga kualitasnya sangat alami. Para pegawai juga diawasi untuk tidak mengaplikasikan kosmetik apapun pada wajah, untuk menghindari kontaminasi pada teh yang dipetik.

Uniknya lagi, proses pembuatannya menggunakan metode ortodoks atau masih dalam bentuk daun. Tidak hanya itu, teh ini juga diolah dengan metode crush-tear-curl (CTC). Proses produksi dengan metode ini akan menghasilkan teh yang menyerupai butiran-butiran kecil seperti kristal. Teh Kayu Aro juga masih konsisten memproduksi teh hitam alami yang diekspor ke berbagai negara sampai sekarang.

Di sini wisatawan dapat menjelajahi kawasan perkebunan yang hijau dan berhawa sejuk. Mereka yang datang dipastikan kagum dengan luasnya perkebunan teh yang mencapai 2.590 hektare, sekaligus menjadi kebun teh terluas di Indonesia.

Pemandangan Gunung Kerinci di sisi utara menjadi bonus selama mengeksplorasi perkebunan. Di sini dapat disaksikan aktivitas yang dilakukan di perkebunan mulai dari dari proses penanaman, perawatan dan pemeliharaan, pemetikan, pengolahannya di pabrik, hingga proses pengemasan serta proses ekspor ke negara-negara tujuan.

Kegiatan yang bisa dilakukan secara berkelompok maupun individu lainnya adalah memetik tunas teh siap olah. Selain itu juga mengetahui seluk beluk teh yang ditanam di tempat ini dibandingkan dengan tempat lain.

Di sekitar perkebunan teh ada banyak penginapan yang bisa dimanfaatkan oleh para wisatawan. Terdapat homestay yang dibangun di luar perkebunan namun menghadap langsung kebun teh, hanya dipisahkan jalan lintas Sungai Penuh. Hal ini yang menjadikan penginapan di sana seperti menyatu dengan perkebunan teh.

Kebun Teh Kayu Aro ini dibuka untuk pengunjung setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Pengunjung akan dikenakan harga tiket masuk sebesar 5.000 per orang oleh pengelola. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top