Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kaum Muda Singapura yang Memilih untuk Tinggal Sendiri

Foto : AFP/Roslan RAHMAN

Pejalan kaki melintas di kawasan bisnis keuangan Marina Bay, Singapura, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Di Barat, meninggalkan rumah orang tua merupakan hal yang biasa dilakukan kaum muda ketika beranjak dewasa. Namun di sebagian besar masyarakat Asia, hal itu tidak diterima secara budaya; pindah rumah terkadang dianggap menunjukkan rasa tidak hormat kepada orang tua.

Menurut data tahun 2013, di Singapura, tinggal di rumah sampai menikah adalah sesuatu yang umum; diperkirakan 97 persen individu yang belum menikah antara usia 15 dan 34 tahun tinggal bersama orang tua mereka. Kebiasaan ini sebagian dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait tempat tinggal bagi kaum muda.

Sebagian besar warga Singapura, lebih dari 80 persen pada 2022, tinggal di unit-unit perumahan rakyat, di gedung apartemen yang disubsidi oleh negara yang dikenal sebagai HDB (Housing Development Board). Sekitar 90 persen dari mereka yang tinggal di HDB memiliki rumah mereka sendiri.

Namun, penting juga dicatat, hanya pasangan heteroseksual yang sudah menikah, Singapura tidak mengakui pernikahan sesama jenis, dan individu lajang yang berusia lebih dari 35 tahun yang dapat membeli unit tempat tinggal ini.

Mereka yang tidak dapat membeli HDB dapat menyewa (atau bahkan membeli) melalui pasar properti pribadi, tetapi biayanya jauh lebih tinggi. Perhitungan oleh lembaga riset ValueChampion menunjukkan harga rata-rata per kaki persegi kondominium sektor swasta lebih dari tiga kali lipat dari unit HDB.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : andes
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top