Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kapan Kenaikan Harga BBM Subsidi Diumumkan, Ini Jawaban Jokowi

Foto : Setkab.go.id

Presiden Jokowi

A   A   A   Pengaturan Font

Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi menjadi sorotan publik belakangan ini. Namun, hingga saat ini pemerintah belum menaikkan harga BBM subsidi.

Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait kepastian kenaikan harga BBM subsidi. Menurutnya, pemerintah masih menghitung dengan hati-hati harga BBM subsidi, khususnya jenis solar dan pertalite.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," kata Jokowi seusai peluncuran teknologi "5G Smart Mining" di wilayah Tambang Grasberg, Mimika, Papua, dikutip dari Antara, Kamis (1/9).

Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan kode jika pemerintah akan naikkan dalam harga BBM. Ia mengatakan, sejauh ini rencana kenaikan harga BBM masih dimatangkan.

"Ya tunggu aja besok," ujar Arifin pada Selasa (30/8).

Sementara itu, enteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ia meminta jajaran pemerintah daerah (pemda) untuk ikut melakukan sosialisasi dan memberi pemahaman kepada masyarakat soal urgensi kenaikan BBM.

"Terkait kemungkinan kenaikan harga BBM, saya minta gubernur, bupati, walikota, Pangdam, Danrem, Dandim, Kapolda, Kapolres dan Kapolsek ikut mensosialisasikan dan memberi dukungan ini. Ini bukan seperti perang dunia ketiga, tidak. Ini memang dinamika yang seluruh dunia hadapi. Nah bagaimana kita menghadapi, kita harus kompak," kata Luhut, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta secara virtual, Selasa (30/8).

Luhut mengakui, pemerintah tidak punya pilihan lain karena harga minyak dunia masih sangat tinggi, yakni menembus 100 dolar AS per barel. Hal itu membuat selisih harga jual Pertalite dan solar semakin jauh dari harga keekonomiannya dan membebani anggaran subsidi.

"Ini memang tidak ada pilihan, sekarang kita ini subsidi sudah Rp502 triliun, dan kalau subsidi ini bisa kita kurangi, kita alihkan kepada kegiatan-kegiatan lain, itu akan lebih bagus," ujarnya.

Pada tahun ini, anggaran subsidi BBM dan LPG mencapai Rp149,4 triliun, dan subsidi listrik mencapai Rp59,6 triliun. Lalu, kompensasi BBM mencapai Rp252,5 triliun dan kompensasi listrik mencapai Rp41,0 triliun. Dengan itu, total anggaran subsidi dan kompensasi mencapai Rp502,4 triliun.

Jumlah ini berpotensi membengkak hingga Rp698 triliun atau naik Rp195,6 triliun, apabila konsumsi terus meningkat. Hal itu karena harga jual eceran (HJE) BBM bersubsidi jauh lebih rendah dibandingkan harga jual seharusnya atau keekonomiannya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top