Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Kapal Filipina Terus  Buntuti Pergerakan Kapal Penjaga Pantai Tiongkok

Kapal "Monster" Masih Ada di Perairan Filipina

Foto : AFP/Ted ALJIBE

Kapal Perang Filipina l Kondisi kapal perang Filipina yang sengaja dikandaskan, BRP Sierra Madre, pada April 2023 lalu. Pemerintah Tiongkok pada Rabu (10/7) kembali menyerukan Filipina agar memindahkan kapal perang usang tersebut dari perairan sengketa LTS.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Juru bicara Angkatan Laut Filipina pada Rabu (10/7) menyatakan bahwa sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok yang dijuluki "The Monster" telah mempertahankan kehadirannya secara ilegal di perairan Filipina selama setidaknya selama enam hari.

"Kapal dengan nomor lambung CCG 5901 terpantau berada di dekat Sabina Shoal sejak 3 Juli, dan kapal penjaga pantai terbesar dan paling modern Filipina, BRP Teresa Magbanua, terus membuntuti pergerakannya," kata juru bicara AL Filipina, Roy Vincent Trinidad.

Menurut Trinidad, di beberapa titik, kapal Tiongkok itu hanya berjarak sekitar 500 meter dari BRP Teresa Magbanua, dan hingga Rabu, CCG 5901 masih berada di sekitar Sabina Shoal.

"Kami memantau mereka karena mereka tidak boleh melakukan penelitian maritim apapun, mereka tidak boleh melakukan apapun yang merugikan keamanan negara," ucap Trinidad.

Penjaga Pantai Filipina pertama kali melihat kapal "The Monster" berlabuh di dekat Sabina Shoal pada Sabtu (6/7) lalu.

Juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Jay Tarriela, mengatakan pihaknya sudah melakukan panggilan radio dan memperingatkan bahwa kapal Tiongkok tersebut karena telah beroperasi di dalam ZEE Filipina, namun "The Monster" tidak menanggapi.

"Ini merupakan intimidasi dari pihak Penjaga Pantai Tiongkok," ucap Tarriela.

CCG 5901 yang memiliki berbobot 12.000 ton adalah kapal penjaga pantai terbesar di dunia yang dimiliki Penjaga Pantai Tiongkok dan kapal itu telah dipersenjatai dengan lengkap.

Saat ditanya perihal masalah ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengatakan bahwa Sabina Shoal adalah milik Tiongkok. "Sabina Shoal adalah bagian dari Kepulauan Nansha (Spratly), bukan ZEE Filipina," kata Lin.

Seruan Pemindahan

Pada sebuah konferensi pers di Beijing, Lin Jian pun menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok meminta agar Filipina segera memindahkan kapal perangnya yang sengaja dikandaskan di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

"Kami terus meminta Filipina untuk memindahkan kapal perang yang sengaja dikandaskan di Ren'ai Jiao (Second Thomas Shoal) dan berhenti merusak ekosistem di sana," kata Lin.

Filipina menempatkan kapal perang usang BRP Sierra Madre di Second Thomas Shoal yang diklaim Filipina berada di dalam zona ekonomi eksklusifnya dan secara rutin melakukan rotasi pasukan maupun pengiriman logistik ke kapal tersebut.

Pemerintah Tiongkok saat ini mengklaim hak kedaulatan dan yurisdiksi atas kepulauan yang disebut Nanhai Zhudao di LTS yang terdiri dari Dongsha Qundao, Xisha Qundao, Zhongsha Qundao, dan Nansha Qundao, atau lebih dikenal sebagai Kepulauan Pratas, Kepulauan Paracel, Kepulauan Spratly dan area Tepi Macclesfield.

Hasil penelitian dari Pusat Ekologi LTS dan Institut Penelitian Pembangunan LTS di bawah Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok yang menggunakan penginderaan satelit dan observasi lapangan di 18 stasiun survei sepanjang terumbu karang, menunjukkan tutupan karang hidup dan kekayaan spesies di lereng laguna sekitar kapal jauh lebih rendah dibandingkan di lereng di bagian laut lainnya. BenarNews/Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top