Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kanker Perlu Perlindungan Asuransi

Foto : Istimewa

Ilustrasi-Asuransi kanker.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kanker merupakan salah satu penyakit kritis dalam golongan kastrastopik. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa serta membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi.

Tingginya biaya yang dikeluarkan membuat banyak pasien menyerah ketimbang harus membuat keluarga menanggung biaya besar.

"Ada pasien yang minta pulang saja daripada harus memberatkan keluarganya," ungkap Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, dalam webinar berjudul topik "Hentikan Kesenjangan Perawatan Kanker: Literasi Finansial untuk Kesehatan," Selasa (22/2).

Lebih lanjut Prof. Aru menjelaskan, bahwa saat ini terdapat batasan-batasan pada jaminan sosial BPJS dalam layanan perawatan kanker. Tidak semua perawatan ataupun obat-obatan dijamin. Oleh karenanya ia menyarankan agar masyarakat mulai menyadari kondisi tersebut, dengan membeli asuransi kesehatan.

"Selama ini pasien sulit mendapatkan akses terhadap perawatan kanker yang optimal karena masih rendahnya literasi finansial kesehatan terkait asuransi," papar dia.

Mengacu pada data Global Cancer Observatory (Globocan) 2020, di Indonesia terdapat 396.914 kejadian baru kanker dengan angka kematian sebesar 234.511. Karena kurangnya deteksi dini dan literasi tentang penyakit berbahaya ini umumnya pasien datang dalam kondisi terlambat.

"Sebanyak 80 persen pasien kanker datang sudah pada stadium lanjut, sehingga persentase kesintasan menjadi lebih rendah. Dengan kondisi tersebut, YKI memandang bahwa masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan tentang literasi finansial untuk kesehatan sebagai bekal penting jika terkena penyakit kritis seperti kanker, sehingga akses terhadap perawatan menjadi lebih mudah," paparnya.

Seorang penyintas kanker dengan pengobatan yang ditanggung asuransi swasta Ibu Elina Sukriyanto, mengatakan ia bersyukur telah membeli asuransi kesehatan sebelum munculnya penyakit. "Asuransi sangat membantu perjalanan pengobatan dan perawatan kanker saya, sehingga bisa mendapatkan akses terhadap perawatan terbaik yang tersedia," ujar dia.

Direktur Pelaksana MSD di Indonesia George Stylianou, mengatakan salah satu faktor kesenjangan yang paling nyata adalah kesenjangan akses terhadap pengobatan kanker yang berkualitas. "MSD Indonesia terus berkomitmen untuk membuka peluang kerjasama dengan semua pemangku kepentingan dalam memperluas akses terhadap pengobatan kanker yang inovatif, seperti imunoterapi, yang telah terbukti memberikan harapan baru kepada pasien dengan berbagai kanker," tutup George.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top