![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Kampus Didorong Perbanyak Riset untuk Program MBG di Tengah Efisiensi Anggaran
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemendiktisaintek, Fauzan Adziman
Foto: Koran Jakarta/M. Ma'rupKemendiktisaintek mendorong kampus melakukan riset terkait program Makan Bergizi Gratis untuk mengatasi adanya efisiensi anggaran oleh pemerintah
JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mendorong kampus untuk melakukan riset program Makan Bergizi Gratis (MBG). Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Kemendiktisaintek, Fauzan Adziman, mengatakan hal tersebut untuk mengatasi adanya efisiensi anggaran yang tengah dilakukan pemerintah.
“Jadi, meskipun dana riset diperkecil, tetapi kami bisa menggunakan dana untuk riset di bidang MBG. Jadi, ini juga koordinasi yang kami lakukan,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (12/2).
Dia menjelaskan, dalam proses efisiensi anggaran, pihaknya tengah mendiskusikan komponen-komponen yang diperkirakan bisa diefisienkan. Pihaknya mengupayakan agar efisiensi tidak memberikan dampak panjang terhadap riset.
Fauzan menilai, keterlibatan kampus dalam riset program MBG dapat mengurangi kebergantungan terhadap produk impor. Menurutnya, kampus bisa melakukan risetuntuk pengembangan pertanian ketersediaan pangan untuk membantu pasokan pangan, seperti menanggulangi biaya pengelolaan susu UHT yang mahal.
“Kita berdiskusi bagaimana riset dan pengembangan membantu program makan bergizi gratis. Karena banyak produk yang dipakai di MBG masih produk impor,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, mengungkapkan pihaknya telah menjajaki kerja sama dengan Sekretariat Wakil Presiden untuk melakukan industrialisasi desa. Riset dalam program ini akan fokus pada pengembangan alat penyimpanan dan pengolahan makanan pada program MBG.
“Jadi, di industrialisasi desa ini, karena dari program MBG ini kan sebetulnya membutuhkan alat-alat untuk penyimpanan makanan dan juga pengolahan makanan. Ini juga sangat penting karena biasanya alat-alat ini kita supply dari luar negeri,” ucapnya.
Pusat Riset
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Arif Satria, mengatakan, pihaknya mendirikan Pusat Unggulan Nasional atau Center of Excellence (CoE) untuk menyukseskan program MBG. CoE tersebut akan menjadi wadah khusus untuk mengembangkan dan mengujicobakan protokol inovatif guna mengatasi berbagai tantangan dan kebutuhan baru program MBG.
“IPB University selalu berkomitmen mengoptimalkan peran dosen sebagai peneliti, pelatih, dan inovator, serta memanfaatkan fasilitas laboratorium di berbagai fakultas, departemen, dan pusat studi guna mendukung keberhasilan program MBG,” katanya.
Dia melanjutkan, sebelumnya IPB juga sudah mendirikan Pusat Unggulan Antar Universitas Ketahanan Pangan Resilien terhadap Perubahan Iklim. Ke depan, kata dia, pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, dan kelompok tani, dalam membangun ekosistem penyediaan pangan.
- Baca Juga: Pontianak Tingkatkan Standarisasi Perpustakaan
- Baca Juga: Soal THR, Ini Pesan Menaker
“IPB University juga akan mengembangkan model dapur berbasis karakteristik lokal, memperkaya menu gizi MBG, serta berinovasi bersama berbagai stakeholder terkait,” terangnya.?? ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 3 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
Berita Terkini
-
BNN Luncurkan Wisata Dunia Kopi di Batam, Apa Sasarannya?
-
3,33 Juta Wajib Pajak Sudah Lapor SPT per 12 Februari, untuk Kelas Karyawan Cukup Lewat Sistem Coretax
-
Pacu Digitalisasi Penyeberangan, ASDP telah Terapkan Tiket Online Ferizy di 40 Pelabuhan
-
Anggaran Ketat, Proyek Tetap Hebat, Kemen PU Tetap Gaspol Infrastruktur di Tengah Efisiensi
-
Ditetapkan Tersangka, Sopir Truk di Kecelakaan Maut GT Ciawi Terancam Penjara Selama 12 Tahun