Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Kami Semua Siap Berjuang dan Tidak Takut Mati"

Foto : Koran Jakarta / Selocahyo

Harus Diamputastasi - Mantan pejuang, Moekari, di tempat tinggalnya Perumahan Brimob, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Dalam pertempuran, Moekari kehilangan kaki kirinya karena harus diamputasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Moekari mengisahkan, pukul 10 pagi 10 November 1945, Inggris menepati janjinya. Surabaya diserbu secara frontal dari segala penjuru, menyebabkan kota itu terkoyak dan luluh lantak. Dua seksi PRI dikerahkan di garis terdepan, di daerah Surabaya utara, termasuk Moekari. Mereka bergerak dari Jalan Bubutan ke tengah kota.

Setelah itu pertempuran terus berlangsung dengan sengit di segala penjuru kota. Salah satu lokasi pertempuran paling heroik dan dramatis adalah di kawasan Alun-alun Contong, Bubutan atau yang kini menjadi komplek Tugu Pahlawan.

Moekari menambahkan setelah tiga minggu pertempuran, kota tidak mungkin dipertahankan. Semua pasukan diperintahkan mundur. Pasukan di bawah pimpinan M Jasin mundur sampai Buduran, Sidoarjo bagian kota dan terus mengarah ke Malang. Sedangkan pasukan yang dipimpin R Soejipto Danu Kusumo mundur dari arah Sepanjang, Krian, menuju Mojokerto.

Dalam salah satu pertempuran Agresi Militer II di Pabrik Gula Pagotan Madiun, Moekari bersama rekan-rekannya terjebak dalam kepungan pasukan Belanda. Sebanyak 13 pejuang tewas. Moekari terkena lima tembakan senapan mesin. Akibatnya, kini Moekari kehilangan kaki kirinya karena saat itu harus diamputasi.

selocahyo/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top