Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Kalau Kau Lakukan Lagi, Ku Tampar Kau!" Wanita Singapura Dipenjara karena Kerap Memukul ART

Foto : CNA/TODAY/Aaron Low

Zhao Lin tiba di pengadilan Singapura, 4 April 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Seorang wanita yang tak senang dengan cara asisten rumah tangganya (ART) bekerja kerap melakukan kekerasan dengan menampar dan memukul. Channel News Asia melaporkan, Senin (30/5).

Zhao Lin (35) pada Senin (30/5) dihukum lima bulan penjara dan denda 1.000 dolar Singapura karena perbuatannya.

Dia terbukti bersalah atas empat tuduhan kekerasan yang menyebabkan luka dan satu perbuatan merusak ponsel yang dibeli korban untuk berkomunikasi dengan keluarganya.

Empat tuduhan lain dipertimbangkan untuk diberi hukuman.

Sebelumnya, pengadilan mendengar bahwa korban yang berkebangsaan Myanmar mulai bekerja dengan Zhao pada Februari 2016. Zhao merupakan majikan pertamanya.

Pekerjaan korban meliputi merawat putera Zhao yang saat itu berumur sekitar empat tahun.

Zhao mulai mengasari korban pada 2017. Dia memukul korban lantaran pekerjaan dan sikapnya dianggap tidak memuaskan.

Zhao juga memotong gaji ART-nya 100 sampai 200 dolar Singapura karena kesalahan dalam pekerjaannya seperti memecahkan barang di rumahnya. Gaji bulan korban 500 dolar Singapura.

"Korban menerima gaji yang telah dipotong karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya jika menolak gajinya," kata wakil jaksa penuntut umum Teo Lu Jia.

Apa yang Terjadi

Saat kejadian pada 25 Agustus 2018, Zhao bekerja sebagai perawat. Kejadian terekam kamera pemantau di sekitar rumah.

Kekerasan dimulai sekitar tengah malam, ketika Zhao menuduh korban tidak menyimpan mainan anaknya dengan baik.

Zhao mengatakan kepada korban untuk berdiri lalu menamparnya dengan keras sebanyak 10 kali, dengan suara keras ia menghitung jumlah tamparan.

Korban tidak membalas. Setelah menampar korban, Zhao pergi memungut mainan anaknya sambil berkata, "Aku akan lakukan lagi sampai kamu benar-benar ketakutan."

Korban menangis diam-diam saat sendirian.

Pagi harinya, Zhao menampar korban lagi 10 kali sebagai hukuman atas kealpaannya mencuci pakaian.

Kekerasan terus terjadi dan terekam kamera pemantau.

Saat Zhao berhenti memukul korban, korban meneruskan pekerjaannya. Zhao terus berteriak, termasuk mengatakan, "Jika kau bekerja dengan caramu, Kutampar Kau. Ingat itu. Tamparanku selalu keras."

Korban tak pernah melawan. Zhao terus memarahinya atas berbagai masalah selama 15 menit. Dia menarik lengan korban, menendang paha korban dan memukul tangannya berulang kali sambil memarahi korban karena dianggap "melawan".

Sekitar pukul 5.15 sore, korban menelepon polisi. Awalnya ia tak melaporkan kekerasan yang menimpanya karena takut kehilangan pekerjaan dan takut pada Zhao.

Saat sedang menelepon polisi, Zhao menatapnya. Dia langsung menamparnya dengan keras begitu korban menutup telepon. Lalu memukul kepala, menarik rambutnya dan menendang korban sambil berteriak.

Polisi datang. Mereka meminta untuk melihat rekaman kamera pemantau, tapi Zhao menolak.

Suami Zhao pulang dan menginformasikan ke polisi bahwa ada kartu memori di dalam kamera CCTV lalu menyerahkannya untuk diinvestigasi.

Korban dibawa ke rumah sakit. Dia mengalami luka di beberapa bagian di tubuhnya. Zhao juga menderita memar karena korban berupaya membela diri saat kejadian.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top