Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 23 Mar 2022, 00:00 WIB

Kacamata Pintar akan Gantikan Laptop Anda

Foto: istimewa

Nimo adalah komputer mini yang dipakai pada kepala Anda dan akan memberi Anda enam layar virtual untuk digunakan saat Anda jauh dari meja kerja.

Kacamata pintar saat ini hadir dalam berbagai jenis. Ada augmented reality, yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat di dunia nyata, ada yang berfungsi sebagai speaker Bluetooth tetapi di kepala Anda, dan bahkan kacamata yang berfungsi sebagai kamera yang diikat di kepala untuk merekam momen sehari-hari.
Lalu ada jenis yang berfungsi sebagai layar yang dapat dikenakan, dengan layar kecil yang tertanam di sisi setiap lensa, sehingga Anda dapat melihat beberapa layar virtual untuk menonton film, bekerja, atau bermain game, semuanya tanpa perlu mendekatkan ponsel ke wajah Anda.
Sebagian besar jenis kacamata ini seperti Lenovo ThinkReality A3, perlu ditautkan ke perangkat seluler atau laptop untuk daya dan pemrosesannya sehingga kacamata tidak terbebani oleh chip dan baterai.
Namun berbeda halnya dengan kacamata baru Nimo buatan perusahaan Nimo Planet. Yang menarik dari Nimo yaitu spesifikasinya yang cerdas sehingga bisa mengabaikan kebutuhan akan koneksi kabel namun tetap relatif ringan.
Semua itu bisa terjadi karena Nimo Planet membenamkan prosesor Qualcomm Snapdragon XR1 pada Nimo sehingga mengubah kacamata itu menjadi sesuatu seperti komputer mini yang dipasang di kepala Anda.
Nimo Planet ingin kacamatanya menggantikan laptop saat Anda bepergian. "Alih-alih menggotong laptop seberat 3 pon, Anda hanya perlu memakai Nimo, keyboard Bluetooth tipis, dan mouse. Kenakan kacamata di mana saja dan tampilan ganda di tepi setiap lensa akan menyajikan hingga enam layar virtual sehingga Anda dapat terus mengetik (layaknya pada laptop)," kata perusahaan itu baru-baru ini seperti dikutip dari laman Wired edisi Senin (21/3) lalu.
Nimo Planet telah merancang kacamata ini selama lebih dari empat tahun, dengan tim inti yang terdiri dari 10 orang yang berbasis di Kerala, India. Setelah menghabiskan dana hanya 300.000 dollar AS selama pengembangan, perusahaan akhirnya meluncurkan sebuah program Enterprise and Developer, sehingga pihak pengembang ketiga dapat memperoleh akses awal ke pengembangan perangkat serta pelanggan perusahaan bisa memesan unit kacamata pintar ini.
Perusahaan ini berharap kacamata bisa dijual pada publik pada paruh pertama 2023, dan para pelanggan di kota-kota tertentu di India dan AS akan dapat membeli Nimo dengan harga 799 dollar AS.

Keistimewaan Nimo
Apa yang membuat Nimo amat menjanjikan yaitu karena pendekatannya yang terfokus. Perangkat ini tidak mencoba untuk melakukan segalanya seperti tidak menyisipkan teknologi augmented reality, tidak ada kamera untuk Anda ambil gambar, tidak ada speaker juga. yang Anda harus lakukan adalah menyelaraskan earbud Bluetooth Anda ke kacamata.
Selain itu kacamata Nimo ini tidak dirancang untuk menangani tugas-tugas intensif seperti Photoshop, hanya aplikasi yang lebih ringan untuk pengolahan kata dan manajemen proyek.
"Kami ingin membuat perangkat keras sesederhana mungkin dan memastikan produktivitas multilayar bekerja dengan baik. Itulah mengapa kita tidak memiliki kamera, speaker, sensor canggih seperti semua perusahaan besar yang fokus untuk membangun dunia realitas campuran berikutnya," tutur pendiri dan CEO Nimo Planet, Rohildev Nattukallingal, baru-baru ini. "Yang kami kembangkan adalah pendekatan tentang bagaimana kami dapat membantu seseorang bekerja di mana saja tanpa mengorbankan produktivitas," imbuh Nattukallingal.
CEO Nimo Planet itu juga mengatakan, calon pelanggan yang dia ajak bicara tertarik untuk menerapkan kacamata realitas campuran untuk karyawan yang perlu bekerja sambil bepergian.
"Keuntungan pertama? Tidak ada yang bisa mengintip dari balik bahu Anda dan melihat apa yang ada di layar Anda. Ini penting jika Anda menangani kontrak yang rumit," ujar dia.
Kedua, perusahaan tahu bahwa karyawan lebih efisien ketika mereka memiliki banyak monitor untuk bekerja, tetapi sulit untuk meniru pengalaman itu di luar rumah atau kantor. Enam layar virtual yang dipergunakan pada Nimo diharapkan dapat membantu hal itu, terutama jika seluruh kacamata ini lebih ringan daripada laptop dan unit pengisi dayanya yang besar.
Nattukallingal mengatakan purwarupa Nimo saat ini memiliki berat 120 gram, 10 gram lebih ringan dari produk serupa, ThinkReality A3, tetapi ia memperkirakan akan memangkas sekitar 30 gram lagi sebelum diluncurkan.
Dalam demo melalui Zoom, Nattukallingal memamerkan kemudahan multitasking di Nimo. Dengan mengklik kanan mouse nirkabel, pengguna dapat menyeret aplikasi apa pun ke mana pun dibutuhkan. Dalam demo itu, Nattukallingal bisa membuka aplikasi Microsoft Word disandingkan dengan dua aplikasi lainnya.
Anda bisa menoleh untuk melihat salah satu aplikasi dari enam layar virtual kapan saja. Di bagian atas, Anda dapat menempatkan widget seperti kalender Anda. Di bawah, Anda dapat menemukan dan beralih pengaturan seperti Wi-Fi.
Aplikasi adalah tantangan dari peluncuran kacamata pintar ini. Nattukallingal mengatakan karena sistem operasi (OS) Nimo didasarkan pada versi Android yang bercabang, ia tidak memiliki sertifikasi untuk menjalankan Google Play Store.
Ia mengatakan, banyak aplikasi Android akan berfungsi dengan baik diunduh melalui toko aplikasi open sources, termasuk aplikasi Microsoft yang disebutkan di atas. Beberapa, seperti aplikasi Google Workspace, tertanam erat dengan Layanan Google Play dan tidak kompatibel dengan Nimo, tetapi disitulah Anda akhirnya akan menggunakan aplikasi web.
"OS berperan mengelola aplikasi Android asli untuk berfungsi di beberapa layar dan membagi aplikasi menjadi beberapa jendela," kata Nattukallingal. "Pengembang tidak perlu melakukan perubahan apa pun untuk mendukung Nimo OS. Di masa depan, kami akan memiliki [kit pengembangan perangkat lunak] bagi pengembang untuk membuat aplikasi yang disempurnakan untuk Nimo," tutur dia. SB/hay/I-1

"Gadget" Masa Depan

Nimo tampak lebih baik daripada kebanyakan kacamata pintar lain, tetapi dengan gagang lebih tebal. Namun saat menggunakan kacamata ini, Anda perlu menjelaskan pada orang lain bahwa Anda tidak memakai kacamata biasa.
Gagang kacamata Nimo memang mendukung input sentuh, jadi jika Anda tidak memasangkan keyboard atau mouse Bluetooth, Anda dapat menggunakan pandangan Anda untuk melihat item dan mengetuk lengan untuk memilihnya.
Secara alami, keyboard dan mouse akan menjadi mekanisme input utama untuk Nimo, tetapi perusahaan mengatakan telah mengajukan paten untuk perangkat input jenis baru yang akan menggantikannya dan perangkat baru ini baru akan terwujud beberapa tahun lagi.
Opsi lainnya Anda dapat menggunakan ponsel Anda sebagai trackpad. Tapi, karena Nimo tidak memiliki konektivitas 5G atau LTE, Anda harus menghubungkannya ke Wi-Fi atau menghubungkannya ke ponsel Anda untuk menerima dan mengirim data.
Sedangkan untuk tampilan resolusi 720p ganda, mungkin terlihat kecil, tetapi yang Anda lihat adalah tampilan virtual yang setara dengan layar 45 hingga 50 inci.
Seluruh sistem akan berfungsi selama sekitar dua setengah jam dengan sekali pengisian daya, tetapi menurut Nattukallingal, ini dapat ditingkatkan karena perusahaan bekerja dengan vendor baterai baru dan lebih mengoptimalkan perangkat keras dan lunak.
Kacamata akan dijual dengan tas jinjing yang berfungsi ganda sebagai stasiun pengisian dengan baterai built-in, seperti halnya earbud nirkabel. Dan jika Anda ingin menggunakan Nimo sesuai dengan ukuran kacamata baca, maka Anda tidak akan mendapatkan opsi ini melalui perusahaan Nimo Planet dan Anda harus pergi ke dokter mata dan meminta mereka memasukkan ukuran lensa kacamata baca Anda ke dalam bingkai.
Perangkat kacamata pintar nan canggih ini terdengar menjanjikan, tetapi apakah Nimo Planet dapat memberikan produk yang berfungsi seperti yang diiklankan adalah pertanyaan lain.
Perusahaan tidak memiliki rekam jejak terbaik, banyak anggota timnya pernah bekerja di Fin Robotics, perusahaan di balik cincin Neyya, yang memungkinkan pemakainya menggunakan gerakan untuk mengontrol berbagai perangkat. Nattukallingal adalah salah satu pendiri dan mantan CEO di sana.
Harmeet Singh Walia, seorang analis di CounterPoint Research, juga skeptis tentang klaim Nimo Planet. Walia menyebut Nimo telah mencapai beberapa poin catatan, seperti bagaimana kacamata harus memiliki daya komputasi setidaknya setara dengan iPad, beratnya kurang dari 100 gram, fitur baterai yang bertahan beberapa jam, dan harga terjangkau jika pada akhirnya benar-benar diluncurkan.
"Semua ini menjadi kemungkinan yang sangat tidak mungkin dalam paruh pertama dekade ini," kata Walia.
Sementara itu Nattukallingal mengatakan saat ini ada lebih dari 2.000 orang dalam daftar tunggu Nimo, dan perusahaan mungkin mempertimbangkan kampanye penggalangan dana setelah desain akhir selesai dan produk siap diproduksi. SB/hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono, Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.