![Kabinet, Perbanyak Profesional](https://koran-jakarta.com/images/article/php5jily7_resized.jpg)
Kabinet, Perbanyak Profesional
![Kabinet, Perbanyak Profesional](https://koran-jakarta.com/images/article/php5jily7_resized.jpg)
Tidak kalah penting, calon anggota kabinet diseleksi melalui tahapan yang bisa dipertanggungjawabkan dan terbuka bagi akses publik. Jangan sampai, kandidasi menteri hanya menjadi ajang politik dagang sapi antarelite parpol. Jangan sampai pula, kandidasi menteri dilakukan secara tertutup dan dibungkus kesepakatan-kesepakatan politik yang merugikan rakyat.
Politikus Amerika Serikat, Mario Cuomo (1932-2015) pernah berujar, "You campaign in poetry, govern in prose." Saat politikus berkampanye seperti tengah menggubah puisi berisi kata indah dan janji memikat. Namun ketika memimpin, dia seperti tengah menyusun prosa lebih realistis, aplikatif, dan bisa diterima semua kalangan.
Meminjam analogi Cuomo tersebut, inilah saatnya Jokowi untuk menyusun prosa, bukan lagi membuat puisi. Keberhasilan menjalankan roda pemerintahan ditentukan salah satunya cara memilih sosok yang tepat untuk menjadi anggota kabinet. Jika salah pilih, bukan tidak mungkin justru akan menjadi beban bagi pemerintahannya kelak.
Publik berharap pada periode kedua, Jokowi mampu tampil secara akseleratif. Pekerjaan di bidang ekonomi, politik, dan hukum yang belum selesai di periode pertama, hendaknya bisa dirampungkan periode kedua. Pada saat yang sama sejumlah tugas berat juga menunggu untuk segera dituntaskan. Semoga, pasangan Jokowi-Ma'ruf bisa memenuhi ekspektasi publik. Penulis Peneliti Center for the Study of Society and Transformation
Komentar
()Muat lainnya