Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kabar Duka, Aktor Senior Ikranegara "Sang Kiai" Tutup Usia

Foto : ANTARA/Teresia May

Aktor senior Ikranegara menghadiri gala premier film Sang Kiai di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta, Selasa (21/5). Film yang mengangkat kisah kepahlawanan dan nilai teladan tokoh pahlawan nasional dan pendiri NU Hasyim Asyari tersebut diperankan oleh Ikranegara.

A   A   A   Pengaturan Font

Almarhum Ikranegara sukses membintangi film "Kejarlah Daku Kau Kutangkap" dan "Keluarga Markum" di era 1980-an serta "Sang Kiai".

JAKARTA - Aktor senior Ikranegara meninggal dunia dalam usia 79 tahun pada Senin (6/3), menurut berita yang dibagikan Festival Film Indonesia (FFI) melalui halaman Instagram-nya.

"Festival Film Indonesia turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya sahabat dan keluarga kami. Ikranagara, 19 September 1943 - 6 Maret 2023," tulis FFI pada Selasa (7/3).

"Selamat jalan, Ikranagara. Terima kasih atas cinta dan dedikasimu pada dunia perfilman Indonesia," tulis FFI lagi.

Beberapa film yang dia bintangi yang paling dikenal seperti "Kejarlah Daku Kau Kutangkap" (1986) dan "Keluarga Markum" (1986). Berkat memainkan peran utama sebagai Markum di "Kejarlah Daku Kau Kutangkap", Ikranegara mendapat nominasi Piala Citra FFI pada 1986.

Di Tahun 2000-an, dia juga dikenal melalui film-film seperti "Laskar Pelangi" (2008), "Garuda di Dadaku" (2009), hingga "Sang Kiai" (2013). Lewat "Laskar Pelangi", dia memenangkan penghargaan Indonesian Movie Actors Awards pada 2009. Dia juga mendapat nominasi Piala Citra FFI dan menang di Festival Film Bandung untuk "Sang Kiai".

Selain sebagai aktor, Ikranegara dikenal sebagai pelukis, penulis skenario, dan sastrawan. Mengutip halaman webiste FFI, keterlibatan Ikranegara di dunia film mulanya karena faktor keisengan. Dia memulai kiprah di dunia kesenian melalui drama dan puisi.

Menurut FFI, Ikranagara melakukan dekonstruksi terhadap teater tradisional, terutama yang ada di Bali dengan menggali budaya setempat, bersama Putu Wijaya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh W.S. Rendra melalui budaya Jawa dan Arifin C. Noer melalui kesenian Cirebon dan Betawi.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top