Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kabar Buruk! Semoga Tidak Berkepanjangan, Baru Dibuka Usai Ditutup Selama 2 Bulan, Tiongkok Lockdown Sebagian Kota Shanghai Lagi

Foto : Reuters

Sebagian Shanghai kembali lockdown

A   A   A   Pengaturan Font

Beberapa bagian Shanghai kembali memberlakukan penguncian atau lockdown baru pada Kamis (9/6). Ini setelah ditemukan empat kasus Covid-19 baru bergejala.

Distrik Minhang yang menjadi rumah bagi 2 juta orang ikut terdampak lantaran dilockdown hingga dua hari ke depan. Otoritas setempat akan melakukan tes asam nukleat terhadap penduduk pada 11 Juni.

Adapun tes tersebut untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi atau tidak. Nantinya, penguncian atau lockdown akan dicabut setelah pengujian tersebut selesai.

Shanghai sendiri telah dilockdown selama dua bulan, meski pelonggaran sudah dilakukan sejak akhir Mei lalu. Namun, beberapa kompleks perumahan telah ditutup kembali karena ditemukan kasus.

Hal tersebut dilakukan setelah Tiongkok menerapkan kebijakan "nol-Covid" yang bertujuan untuk mematikan rantai transmisi sesegera mungkin.

Beberapa otoritas pemerintah setempat telah mengeluarkan pemberitahuan yang mengatakan penduduk akan diisolasi selama dua hari dan pengujian ketat 12 hari. Dilaporkan setidaknya ada tiga lingkungan di Shanghai yang akan diwajibkan melalui lima putaran tes Covid-19. Semua warga di-lockdown hingga Sabtu.

Wakil Kepala Komisi Kesehatan Shanghai Zhao Dandan mengatakan, wilayahnya akan terus menerapkan lockdown bahkan di daerah-daerah yang belum diidentifikasi sebagai daerah "berisiko tinggi".

"Berdasarkan penilaian tren pencegahan dan pengendalian epidemi, langkah-langkah terkait akan disesuaikan secara dinamis," katanya dikutip Reuters, Kamis (9/6).

"Kami berharap masyarakat akan terus memahami dan bekerja sama," lanjutnya.

Kebijakan lockdown atau pembatasan Covid-19 yang diambil otoritas setempat sempat menimbulkan protes penduduk. Selain itu, kebijakan itu juga menjadi perhatian dan pertimbangan utama bagi perusahaan asing.

"Ketidakpastian ini, dan peningkatan risiko, mengakibatkan banyak bisnis menunda, mengurangi, atau menarik sepenuhnya dari pasar Tiongkok," tutur analis kebijakan senior di Kamar Dagang Inggris di Tiongkok, Alexandra Hirst.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top