Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar

Junta: Tiongkok Janji Bantu Selenggarakan Pemilu

Foto : AFP/MYANMAR MILITARY INFORMATION TEAM

Pertemuan Bilateral | Menlu Tiongkok, Wang Yi (kiri), berjabat tangan dengan pemimpin junta di Myanmar, Min Aung Hlaing, saat keduanya bertemu di Naypyidaw, Rabu (14/8). Dalam pertemuan itu, media junta melaporkan bahwa Tiongkok menjanjikan dukungan teknis dan bantuan kepada Myanmar untuk melakukan sensus dan pemilihan umum yang dikelola militer.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Tiongkok menjanjikan dukungan teknis dan bantuan kepada Myanmar untuk melakukan sensus dan diikuti dengan pemilihan umum yang dikelola militer, kata media pemerintah Myanmar pada Kamis (15/8). Janji itu menandakan dukungan Beijing terhadap junta yang saat ini terpojok oleh pemberontakan bersenjata dan terus kehilangan kekuatannya.

"Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, bertemu dengan pemimpin junta Min Aung Hlaing pada tanggal 14 Agustus saat berkunjung ke Ibu Kota Naypyidaw dimana mereka mengadakan diskusi untuk melakukan pemilihan inklusif," lapor surat kabarGlobal New Light of Myanmar.

"Bantuan teknologi yang diperlukan akan diberikan kepada Myanmar untuk melakukan proses sensus. Selain itu, bantuan penting akan diberikan untuk pemilu," menurut media yang dikelola pemerintah tersebut.

Para jenderal Myanmar pada Juli lalu memperpanjang masa darurat selama enam bulan lagi untuk memberikan lebih banyak waktu dalam mengumpulkan data sensus untuk daftar pemilih. Jenderal Min Aung Hlaing sebelumnya mengatakan pemilu akan digelar pada tahun 2025.

Usulan pemilu ini banyak dicemooh karena dianggap sandiwara dan hasilnya tidak akan diakui oleh sebagian besar negara-negara Barat, dengan puluhan partai politik dibubarkan karena tidak mendaftar untuk mencalonkan diri, termasuk partai dominan Liga Nasional untuk Demokrasi, yang pemerintahannya digulingkan oleh militer. Sementara banyak partai yang mendaftar dianggap sebagai wakil junta, karena secara terbuka mendukung agenda junta dan mengutuk pemberontakan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok tidak menyebutkan prospek bantuan dalam pernyataannya pada pertemuan Menlu Wang dengan Min Aung Hlaing, namun mengatakan bahwa kebijakan persahabatan Tiongkok dengan Myanmar berorientasi pada seluruh rakyat Myanmar.

Wang mengatakan Tiongkok mempertahankan posisi tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri, menghormati tradisi politik di negara Asia tenggara itu dan jalur pembangunan yang dipilih oleh pihak Myanmar berdasarkan kondisi nasionalnya sendiri.

"Tiongkok menentang kekacauan dan perang di Myanmar, campur tangan kekuatan eksternal dalam urusan dalam negeri Myanmar, serta segala upaya untuk membuat perpecahan antara Tiongkok dan Myanmar, dan mencoreng nama Tiongkok," kata Menlu Tiongkok itu.

Pada kunjungannya itu, Menlu Wang juga bertemu dengan mantan panglima tertinggi dan penguasa militer Than Shwe, dan menyampaikan salam dari Presiden Xi Jinping.ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top