Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pelanggaran Wilayah

Junta Minta Maaf pada Thailand

Foto : Bangkok Post/Assawin Pinitwong

Terobos Thailand | Sebuah jet tempur Myanmar terlihat sedang melintas di wilayah udara di atas Distrik Phop Phra di Provinsi Tak, Thailand, pada Kamis (30/6) pagi. Jet tempur itu melanggar wilayah udara Thailand ketika hendak menyerang kelompok pemberontak etnis di perbatasan.

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Pemerintah Thailand pada Jumat (1/7) mengatakan bahwa negara tetangga Myanmar telah meminta maaf setelah salah satu jet tempurnya melanggar wilayah udaranya dalam pengeboman di sepanjang perbatasan yang memaksa pihak berwenang untuk mengevakuasi ratusan anak sekolah dan mengerahkan jet angkatan udara ke daerah tersebut.

Pemerintah setempat harus mengevakuasi desa dan sekolah di daerah tersebut karena insiden tersebut. Guru di Wale School memimpin evakuasi lebih dari 200 siswa sekolah dasar dan menengah dari ruang kelas mereka ke bangunan perlindungan yang terdapat di dalam halaman sekolah untuk keselamatan.

Video yang diperoleh kantor berita Bangkok Post menunjukkan apa yang tampak sebagai jet tempur MiG-29 membuat manuver beberapa lingkaran ke wilayah udara Thailand di atas desa dan sekolah sebelum menembak ke sisi Myanmar.

Saat insiden itu, pihak militer Myanmar sedang memerangi gerilyawan etnis Karen di sisi perbatasannya dengan Thailand.

Akibat insiden itu, Angkatan udara Thailand harus mengirim dua jet tempur F-16 buatan AS ke daerah di mana Mig-29 telah terbang.

Otoritas militer Thailand mengatakan jet Myanmar telah memberikan dukungan udara untuk operasi darat militer di Myanmar yang berlangsung hanya satu kilometer dari perbatasan. Sementara Thailand mengatakan lebih dari 500 orang menyeberang ke sisi Thailand selama insiden itu.

Tanggapan PM Prayuth

Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-Ocha, mengatakan bahwa Thailand tidak ingin meningkatkan insiden yang terjadi pada Kamis (30/6) pagi di Distrik Phop Phra di Provinsi Tak, Thailand.

"Atase militer telah berbicara satu sama lain, dan mereka telah meminta maaf, dan kementerian luar negeri kami telah berbicara. Ini mungkin tampak seperti insiden yang serius, tetapi itu tergantung pada kita apakah kita ingin mengeskalasinya. Saat ini kedua belah pihak menikmati hubungan yang baik," kata PM Prayuth kepada wartawan.

PM Thailand itu pun menambahkan bahwa yang paling penting adalah Thailan memiliki kemampuan untuk mempertahankan kedaulatan negaranya. "Kita juga harus merencanakan kekuatan dan modernitas (pertahanan kita) di masa depan. Ini bukan masalah besar," ungkap PM Prayuth.

Pertempuran antara pasukan pemerintah Myanmar dan gerilyawan etnis, banyak dari mereka tinggal di daerah perbatasan, telah berlangsung selama beberapa dekade tetapi telah meningkat sejak militer merebut kekuasaan pada Februari tahun lalu dari pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Pertempuran itu telah mengirim gelombang pengungsi dari Myanmar yang melarikan diri ke Thailand.

Mereka kemudian dikirim kembali ketika pertempuran mereda.AFP/BangkokPost/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top