Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar

Junta Larang Kaum Pria Kerja di Luar Negeri

Foto : AFP

Larangan Junta | Sejumlah warga Myanmar antre di luar Kedubes Thailand di Yangon untuk mendapatkan visa pada pertengahan Februari lalu. Pada Kamis (2/5) junta yang berkuasa di Myanmar mengeluarkan larangan bagi kaum pria untuk kerja di luar negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Junta Myanmar telah menangguhkan penerbitan izin bagi kaum laki-laki untuk bekerja di luar negeri. Larangan itu diumumkan beberapa pekan setelah junta memperkenalkanundang-undang wajib militeryang menyebabkan ribuan orang berusaha meninggalkan negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting oleh tim informasi junta pada Kamis (2/5), Kementerian Tenaga Kerja Myanmar mengatakan pihaknya telah menangguhkan sementara penerimaan lamaran dari laki-laki yang ingin bekerja di luar negeri.

"Tindakan tersebut dilakukan untuk mengambil lebih banyak waktu untuk memverifikasi proses keberangkatan dan masalah lainnya," kata kementerian itu tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Negara di Asia tenggara ini berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan pada tahun 2021, sehingga memicu oposisi bersenjata besar-besaran yang gagal ditumpas.

Pada bulan Februari, junta mengatakan mereka akan menegakkan undang-undang yang mengizinkan mereka memanggil semua pria berusia 18 hingga 35 tahun dan perempuan berusia 18 hingga 27 tahun untuk bertugas di militer setidaknya selama dua tahun.

Penculikan Nelayan Bangladesh

Sementara itu dilaporkan bahwa kelompok pemberontak Myanmar, Tentara Arakan, diduga menculik 10 nelayan Bangladesh dari perbatasan tenggara Ukhiya dengan Myanmar.

"Para nelayan diculik dari Persatuan Palangkhali (dewan desa) di Subdistrik Ukhiya ketika mereka sedang memancing di saluran lintas batas Sungai Naf di perbatasan," kata ketua dewan desa, M Gafuruddin Chowdhury, kepada kantor beritaAnadolupada Kamis (2/5).

"Tentara Arakan menguasai wilayah perbatasan tersebut setelah berhasil menguasai polisi perbatasan Myanmar, yang melarikan diri ke Bangladesh," ujar seorang pejabat Persatuan Palangkhali, menambahkan.

Pembicaraan dengan pemberontak terus dilakukan untuk menyelamatkan para korban Bangladesh.
"Sejak penculikan terjadi di daerah perbatasan, hal ini dilaporkan ke pasukan perbatasan Bangladesh dan (aparat) tingkat tertinggi untuk menyelamatkan mereka," kata pejabat itu.

Sebelumnya, Bangladesh memulangkan 618 tentara Myanmar dan pejabat lainnya yang melintasi perbatasan untuk mencari perlindungan di negara tetangga, di tengah konflik antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak di negara yang dikuasai junta tersebut.

Polisi perbatasan Myanmar mulai melarikan diri ke Bangladesh pada Februari lalu ketika konflik meningkat antara pasukan junta dan Tentara Arakan serta kelompok pemberontak lainnya di negara Asia tenggara itu.

Konflik juga telah mendorong Muslim Rohingya yang teraniaya untuk mencoba menyeberang ke Distrik Cox's Bazar di Bangladesh, tempat sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya mengungsi sejak melarikan diri dari tindakan keras pasukan keamanan Myanmar pada Agustus 2017. AFP/Ant/Anadolu/And


Redaktur : andes
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top