Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Krisis di Myanmar

Junta: Dialog dengan Suu Kyi Bukan Hal yang Tidak Mungkin

Foto : AFP/AFPTV/MYANMAR RADIO AND TELEVISION

Zaw Min Tun Juru bicara junta Myanmar

A   A   A   Pengaturan Font

NAYPYIDAW - Dialog antara junta Myanmar dan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi untuk mengakhiri krisis berdarah akibat penggulingan pemerintahannya tahun lalu, bukan hal tidak mungkin. Pernyataan itu diutarakan seorang juru bicara junta pada Jumat (1/7) akhir pekan lalu.

Myanmar telah dilanda kekacauan sejak terjadinya kudeta dengan meningkatnya pertempuran baru dengan kelompok pemberontak etnis yang melawan junta dan mengakibatkan perekonomian negara itu diambang kehancuran.

Suu Kyi, 77, hampir tidak dapat berkomunikasi dengan junta militer dan baru-baru ini dipindahkan dari tahanan rumah ke sel isolasi sementara dia menghadapi beberapa persidangan yang bisa membuatnya dijatuhi hukuman lebih dari 150 tahun penjara.

"Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik," kata juru bicara junta, Zaw Min Tun, ketika ditanya apakah junta dapat berdialog dengan Suu Kyi untuk menyelesaikan kekacauan tersebut. "Kami tidak bisa mengatakan bahwa (negosiasi dengan Suu Kyi) tidak mungkin," imbuh dia seraya menekankan bahwa ada beberapa negara telah mendesak pembukaan dialog dengan Suu Kyi, kata Zaw tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Upaya diplomatik yang dipimpin oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean),di mana Myanmar adalah salah satu anggotanya, sejauh ini gagal menghentikan pertumpahan darah.

Tahun lalu, Asean menyetujui konsensus lima poin yang menyerukan penghentian kekerasan dan dialog konstruktif, tetapi junta sebagian besar mengabaikan konsensus tersebut.

Utusan Asean dan Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, pada Rabu (29/6) lalu tiba di Myanmar untuk kunjungan kedua kalinya yang bertujuan untuk memulai dialog antara junta dan penentang kekuasaannya.

Sokhonn telah bertemu dengan pemimpin junta, Min Aung Hlaing, pada Kamis (30/6) lalu dan pada Jumat (1/7) bertemu dengan anggota beberapa partai politik di Naypyidaw, kata seorang juru bicara junta.

Namun junta mengatakan bahwa Sokhonn tidak akan diizinkan mengunjungi Suu Kyi.

"Kami telah melakukan apapun yang dia minta terkait dengan kesehatan dan situasi kehidupannya," kata Zaw Min Tun saat menanggapi tentang kondisi terbaru Suu Kyi di penjara.

Pertempuran Berlanjut

Sementara itu dilaporkan pula bahwa pertempuran antara pasukan junta dengan kelompok etnis penentang terus berlanjut di sebagian besar negara, dengan media lokal melaporkan terjadinya pembunuhan dan pembakaran oleh pasukan junta saat mereka berupaya untuk menghancurkan oposisi penentang kudeta.

"Hampir 700.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak kudeta," lapor PBB pada Mei lalu.

Pada Kamis (30/6) lalu, pemerintah Thailand mengerahkan pesawat tempur F-16 setelah jet Myanmar yang terlibat dalam bentrokan dengan pejuang antikudeta melanggar wilayah udara Thailand di dekat perbatasan.

Sementara pada Sabtu (2/7), Menlu Tiongkok, berkunjung ke Myanmar untuk menghadiri sebuah pertemuan regional. Kunjungan Menlu Tiongkok itu merupakan kunjungan pejabat tertinggi Beijing ke Myanmar sejak kudeta.

Tiongkok adalah negara pemasok senjata utama dan sekutu junta dan telah menolak untuk menyebutkan perebutan kekuasaan oleh militer sebagai sebuah kudeta.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top