Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar I Aliansi Kelompok Etnis Bersenjata Klaim Kuasai 4 Kota

Junta Akui Kehilangan Kendali atas Kota Perbatasan Strategis

Foto : Myanmar Now/The Kokang

Dikuasai Tentara Etnis l Anggota dari Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar berpatroli di kota perbatasan pusat perdagangan Chinshwehaw di Negara Bagian Shan utara pada Minggu (29/10) lalu. Pada Rabu (1/11) malam, junta mengakui bahwa mereka telah kehilangan kendali atas kota perbatasan strategis itu.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Junta yang berkuasa di Myanmar mengakui bahwa mereka telah kehilangan kendali atas sebuah kota strategis di perbatasannya dengan Tiongkok setelah bentrokan berhari-hari dengan kelompok etnis bersenjata, yang menurut para analis merupakan tantangan militer terbesar yang mereka hadapi sejak merebut kekuasaan.

Pertempuran telah berkecamuk sejak Jumat (27/10) pekan lalu di seluruh Negara Bagian Shan utara, dengan aliansi kelompok etnis mengklaim telah merebut empat kota, memblokir jalur perdagangan ke Tiongkok dan merebut puluhan posko militer.

Keterpencilan wilayah yang terjal dan tertutup hutan, yang juga merupakan lokasi jaringan pipa yang memasok minyak dan gas ke Tiongkok, serta komunikasi yang tidak merata, membuat sulit untuk memverifikasi jumlah korban dalam pertempuran tersebut, yang dikhawatirkan oleh PBB telah menyebabkan ribuan orang mengungsi.

"Pemerintah, organisasi administratif, dan pasukan keamanan tersingkir dari pusat perdagangan Chinshwehaw, yang berbatasan dengan Provinsi Yunnan, Tiongkok," kata juru bicara junta, Zaw Min Tun, dalam sebuah pernyataan pada Rabu (1/11) malam.

Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) dan Tentara Arakan (AA) mengatakan pada Kamis (2/11) bahwa mereka juga menguasai kota-kota lain seperti Hpaung Seng, Hsenwi, dan Kyukok.

"Bentrokan sedang berlangsung di Kunlong dan Hsenwi," demikian pernyataan MNDAA.

Tiongkok pada Kamis menyerukan gencatan senjata segera di Negara Bagian Shan utara - yang merupakan lokasi rencana pembangunan jalur kereta api bernilai miliaran dollar dalam proyek infrastruktur Belt and Road.

Seorang penduduk Hsenwi, sekitar 90 kilometer dari Chinshwehaw, mengatakan kepadaAFPpada Kamis bahwa beberapa pasukan junta masih berada di kota tersebut.

Harga beras dan beberapa komoditas yang dibawa dari Myanmar selatan meningkat lebih dari dua kali lipat di beberapa toko di Muse, pusat perdagangan di utara Hsenwi di perbatasan Tiongkok, kata seorang warga di Muse kepadaAFP.

Komentar Analis

Sementara itu seorang analis independen menyatakan bahwa junta militer belum pernah menghadapi serangan secepat ini sejak kudeta. "Ini adalah kegagalan militer dan intelijen yang menakjubkan yang menggambarkan betapa kuatnya kekuatan tentara Myanmar," tutur David Mathieson kepadaAFP.

Daerah perbatasan Myanmar adalah wilayah bagi lebih dari selusin kelompok etnis bersenjata, beberapa di antaranya telah berperang melawan militer selama beberapa dekade demi otonomi dan kendali atas sumber daya yang menguntungkan.

Ketiga kelompok bersenjata tersebut mengatakan pihak militer telah menderita puluhan orang tewas, terluka dan ditangkap sejak Jumat pekan lalu.

Para analis mengatakan kedua belah pihak kemungkinan akan menaikkan atau menurunkan angka korban jiwa.

Sedangkan PBB mengatakan bahwa mereka khawatir ribuan orang terpaksa harus mengungsi akibat pertempuran tersebut, dan beberapa di antaranya melarikan diri melintasi perbatasan menuju Tiongkok. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top