Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Pandemi

Jumlah Kematian akibat Covid-19 di Eropa Terbanyak di Dunia

Foto : THOMAS KENZLE / AFP

PENULARAN BARU DI EROPA - Tanda bertuliskan “Kami menolak berjabat tangan” dan “Akses hanya untuk orang yang divaksinasi, pulih, atau memiliki tes negatif” terlihat pada restoran di Ludwigsburg, Jerman, Kamis (11/11). WHO melaporkan jumlah penularan baru di Eropa naik 7 persen pada pekan lalu, diikuti dengan kenaikan jumlah kematian sebesar 10 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Dalam laporan mingguan epidemi Covid-19 terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat Eropa memimpin dunia dalam persentase kasus Covid-19 baru dan kematian akibat penyakit yang disebabkan virus korona ini.

WHO melaporkan jumlah penularan baru di Eropa naik 7 persen pada pekan lalu, diikuti dengan kenaikan jumlah kematian sebesar 10 persen. Afrika adalah satu-satunya wilayah lain yang melaporkan peningkatan kasus baru.

Sejalan dengan WHO, Komisi Eropa, yang merupakan cabang eksekutif Uni Eropa, mengakui bahwa telah terjadi peningkatan jumlah kasusCovid-19di Eropa dalam konferensi pers pada Rabu (10/11), di Brussels.

Juru Bicara Komisi Eropa, Dana Spinant, menggambarkan situasi yang terjadi saat ini "rumit" dan dapat "berubah dengan cepat". Negara-negara anggota Uni Eropa sedang membicarakan langkah-langkah yang perlu diambil selanjutnya untuk mengatasi pandemi yang sedang terjadi.

Pertemuan Mendesak

Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Rabu (10/11), menyerukan pertemuan mendesak dengan para gubernur negara bagian, setelah Institut Robert Koch untuk Penyakit Menular melaporkan jumlah rekor baru penularanCovid-19 harian di negara tersebut.

Jerman mencatat rekor 50.196 infeksi Covid-19 baru, pada Kamis, menurut otoritas kesehatan. Ini adalah pertama kalinya Jerman telah melampaui 50.000 kasus sejak awal pandemi, dan terjadi ketika infeksi dan kematian melonjak sejak pertengahan Oktober.

Juru Bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert, mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa penyakit itu kini "menyebar secara dramatis", dan upaya "tanggap cepat dan terpadu" diperlukan untuk mengatasi situasi yang sedang berlangsung.

Seibert juga mengatakan Merkel terlibat dalam diskusi intensif dengan para menteri, pemerintah daerah, dan kemungkinan partai koalisi pada masa depan mengenai situasi pandemi di Jerman.

"Pandemi kembali dengan cara baru yang spektakuler," kata Seibert, meminta otoritas regional untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk memadamkan wabah tersebut.

Tekanan juga meningkat di rumah sakit, dalam wabah yang dipersalahkan pada tingkat vaksinasi yang relatif rendah di Jerman hanya di atas 67 persen.

Beberapa negara bagian yang paling parah terkena dampak, termasuk Saxony, Bavaria, dan yang terbaru Berlin, telah memperkenalkan pembatasan baru yang ditujukan untuk orang-orang yang tidak divaksinasi, yang telah menjadi yang pertama terkena dampak peningkatan kasus.

Mulai Senin, Berlin akan melarang orang yang tidak divaksinasi memasuki restoran, teras, bar, ruang olahraga, dan penata rambut. Lebih dari 4,9 juta orang telah terinfeksi oleh Covid-19 di Jerman sejak awal pandemi. SB/AFP/VOA/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top