Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis - Beri Insentif Investasi untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Jokowi: Waspadai Dinamika Ekonomi Global

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan pelemahan rupiah hingga menembus 13.800 rupiah per dollar AS dipicu oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat. "Bukan karena masalah dalam negeri," kata dia.

Darmin meminta BI melakukan pengendalian, meski risikonya cadangan devisa negara akan berkurang. "Tidak ada yang gratisan," ujar Darmin. Sedangkan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah memang harus diwaspadai, tetapi yang terpenting kestabilan ekonomi harus diutamakan.

Mengenai dampaknya ke industri, Airlangga mengaku masih mendalami. Sementara itu, ekonom Universitas Ibnu Khaldun, Achmad Iskandar, menilai fenomena perang dagang ini sebenarnya pelajaran berharga buat Indonesia. Sebab, pengelolaan ekspor-impor Indonesia selama ini kurang kerja keras, terutama dalam membangun industri nasional. Kemerosotan dalam bidang industri membuat nyaris semua bahan pangan didatangkan dari luar negeri.

Menurut Iskandar, dari rezim ke rezim pemerintahan, penekanan untuk memajukan industri dan hebat dalam berdagang masih lemah. Karena itu, perlu digalakkan lagi industrialiasi, diversifikasi produk dan pasar. "Kita kurang fight, selain fight juga kreatif," kata dia. Terkait dengan pelemahan rupiah, Iskandar tidak setuju apabila BI melakukan intervensi pasar.

Dia menilai hal itu sia-sia karena hanya akan menguras devisa negara. "Jadi intervensi itu cost-nya tinggi ya. Jadi kita nggak pernah melakukan cara yang benar-benar. Untuk memperkuat rupiah sejatinya ekspor harus lebih besar dari impor," tukas dia.fdl/ahm/WP

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top