Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ramah Lingkungan - Resmikan PLTU Cilacap

Jokowi Minta Jangan Bergantung Energi Fosil

Foto : ANTARA/PUSPA PERWITASARI

SWAFOTO DENGAN PEKERJA - Presiden Joko Widodo berswafoto bersama pekerja usai meresmikan PLTU Cilacap Ekspansi 1x660 MW di Karangkandri, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2). PT PLN (Persero) melalui PT Sumber Segara Primadaya membangun PLTU Cilacap Ekspansi 1x660 MW dengan teknologi Supercritical Boiler dan Flue Gas Desulpuruzation untuk mendukung kelistrikan Jawa Bali.

A   A   A   Pengaturan Font

CILACAP- Presiden Joko Widodo menyatakan pembangkit listrik di Indonesia tidak boleh terus-menerus tergantung pada bahan bakar energi fosil. Kepala Negara ingin mengembangkan pembangkit listrik dengan bahan bakar energi baru terbarukan

"Kita juga tidak ingin mengandalkan batu bara, energi fosil," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Ekspansi 1 x 660 MW di Desa Karangkandri, Slarang, dan Manganti, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2).

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi sejumlah pejabat, yakni Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Mensesneg Pratikno, Menteri ATR/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Penggunaan energi baru terbarukan tersebut juga merupakan satu dari sepuluh program capres No 01 ini untuk periode 2019-2024. Jokowi mencontohkan, hingga saat ini telah banyak dikembangkan pembangkit listrik dengan tenaga angin, air, bahkan uap di berbagai wilayah di Indonesia.

Contohnya pembangkit listrik tenaga angin di Kabupaten Sidenreng Rappang dan Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Jokowi menyebut pembangkit tersebut sudah seperti di Belanda dengan begitu banyak kincir angin besar.

"Dan ini akan kita lanjutkan di tempat lain yang anginnya besar," katanya.

Apalagi, kata dia, Indonesia cenderung memiliki tingkat intensitas hembusan angin yang besar. Itu juga belum termasuk potensi air dan uap yang juga sangat bisa dikembangkan sebagai pembangkit listrik energi alternatif.

"Saya sangat menghargai, ini besar sekali menambah suplai energi listrik baik di Jawa maupun Bali. Masih ada sisa 1.000 MW yang akan diselesaikan akhirnya tahun ini," kata Jokowi.

Kepala Negara menambahkan, sekarang 98,2 persen listrik di Indonesia sudah masuk ke rumah-rumah di desa-desa terpencil. "Hanya tinggal sebagian kecil dan akhir tahun ini 99,9 persen harus sudah masuk ke semua rumah tangga di air tanah ini," katanya.

Jokowi menegaskan, listrik bukan hanya penting bagi ekonomi dan industri, tapi juga bagi masyarakat di desa-desa terpencil.

Fokus Pemerintah

Presiden Jokowi meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Ekspansi tahap pertama dengan kapasitas 1 x 660 MW di Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Presiden mengatakan pembangkit listrik dengan area seluas 38,28 hektare tersebut nantinya dapat menyuplai kebutuhan tambahan listrik untuk industri dan rumah tangga di Pulau Jawa.

Presiden menuturkan, persoalan pemenuhan kebutuhan listrik menjadi salah satu fokus pemerintah selama beberapa tahun belakangan. Terlebih, lanjut Presiden, empat tahun lalu, kekurangan pasokan listrik biasa dialami oleh daerah-daerah di Indonesia bagian timur dan sejumlah wilayah terpencil lainnya.

Sebab itu, pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan akan listrik tersebut di seluruh Tanah Air.

Pembangunan PLTU Cilacap Ekspansi yang diresmikan oleh Presiden ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama dengan kapasitas 1 x 660 MW telah selesai dibangun sekaligus diresmikan Presiden dan diharapkan mampu melayani tambahan pelanggan baru hingga 682.000 pelanggan dari kelompok rumah tangga.

Sementara untuk tahap kedua, pembangunan diperkirakan selesai lebih cepat dari target semula. Pembangunan PLTU Cilacap Ekspansi tahap kedua dengan kapasitas mencapai 1 x 1.000 MW akan selesai pada akhir tahun 2019 ini.

"Masih ada sisa 1.000 MW yang juga akan diselesaikan nanti akhir tahun ini. Tadi bisik-bisik Pak Dirut ke saya, Pak, ini kelihatannya bisa maju satu tahun. Harusnya tahun 2020, tapi mungkin akhir tahun ini insya Allah bisa kita selesaikan," kata Presiden. fdl/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Muhamad Umar Fadloli, Antara

Komentar

Komentar
()

Top