Jokowi: Belum Ada Kebijakan Konkret Genjot Investasi
Menurut Kepala Negara, ekspor dan investasi menjadi kunci utama memperbaiki defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan yang sudah menjadi penyakit akut ekonomi nasional. "Terakhir, saya minta kebijakan yang berkaitan investasi, ekspor ini betul-betul konkret dieksekusi. Kita mendengar kesulitan apa yang dialami pelaku," tegas Jokowi.
Terkait investasi, sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan kebutuhan investasi 2020 berkisar 5.806,6 triliun-5.823,2 triliun rupiah. Asumsinya, investasi akan tumbuh maksimal 10,35 persen dibandingkan target tahun ini yang sebesar 5.276,6 triliun rupiah.
Investasi sebesar itu diperlukan untuk mencapai target ekonomi tahun depan antara 5,3- 5,6 persen, dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) harus tumbuh di kisaran 7-7,4 persen.
Pekan lalu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan swasta berperan paling dominan dalam menopang investasi. Porsinya mencapai 72,6-73,76 persen menjadi 4.221,3 triliun-4.295,5 triliun rupiah.
Dia menambahkan pemerintah akan berupaya menciptakan kebijakan investasi yang kondusif mulai dari infrastruktur, tenaga kerja, hingga penyederhanaan regulasi. Sementara itu, kebutuhan investasi tahun depan akan berasal dari perusahaan pelat merah sebesar 471,7 triliun-473,4 triliun rupiah.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya