Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Joe Biden Sebut Rudal yang Hantam Polandia Belum Tentu Milik Rusia

Foto : Reuters

Kerusakan setelah ledakan di Przewodow, sebuah desa di Polandia timur dekat perbatasan dengan Ukraina.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada hari Rabu (16/11) mengatakan serangan rudal yang menewaskan dua orang di Polandia belum tentu ditembakkan dari Rusia.

Ketika ditanya apakah rudal itu ditembakkan dari Rusia, Biden menuturkan ada informasi awal yang membantah kemungkinan tersebut.

"Kecil kemungkinan peluru itu ditembakkan dari Rusia, tapi kita lihat saja nanti," ujar Biden kepada wartawan, seperti dikutip dari The Associated Press.

Biden yang saat ini tengah berada di Indonesia untuk KTT G20, segera menghubungi Presiden Polandia Andrzej Duda pada hari yang sama untuk menyatakan belasungkawa yang mendalam menyusul serangan rudal yang menghantam wilayah Polandia.

Biden juga berjanji AS akan membantu penyelidikan dan menegaskan komitmennya kepada Polandia yang merupakan sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pada hari yang sama, Biden juga melangsungkan rapat darurat dengan negara-negara G7 yang meliputi Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Uni Eropa, bersama dengan presiden dari Dewan Eropa dan perdana menteri sekutu NATO Spanyol dan Belanda.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Polandia mengidentifikasi rudal itu dibuat di Rusia. Namun Presiden Polandia, Duda, lebih berhati-hati tentang asal usulnya, dengan mengatakan bahwa para pejabat tidak tahu pasti siapa yang menembakkannya atau atau di mana rudal itu dibuat.

Duda mengatakan "kemungkinan besar" rudal itu memang buatan Rusia, tapi masih diverifikasi. Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi pertama kalinya senjata Rusia jatuh di negara NATO, sejak invasi Ukraina.

Melansir AP, landasan aliansi NATO adalah prinsip bahwa serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap mereka semua, menjadikan sumber peluncuran rudal penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

Biden juga mengatakan para pemimpin mengutuk rangkaian terbaru serangan rudal Rusia ke Ukraina yang semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir, dan menyebabkan jaringan listrik Ukraina padam.

"Saat dunia berkumpul di G-20 untuk mendesak de-eskalasi, Rusia terus meningkat di Ukraina, sementara kita bertemu," kata Biden.

"Ada puluhan serangan rudal di Ukraina barat," tutur Biden.

Biden dan sekutunya telah menetapkan langkah untuk mengisolasi Rusia pada KTT G20 dan komunike terakhir kelompok itu diharapkan menunjukkan bahwa "sebagian besar" negara di G20 mengutuk invasi Rusia.

Kementerian pertahanan Rusia membantah rudal Rusia telah menghantam wilayah Polandia, menggambarkan laporan tersebut sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan situasi".

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang ledakan di Polandia.

Mengutip Reuters, Wakil Perdana Menteri Latvia Artis Pabriks mengatakan situasinya "tidak dapat diterima" dan dapat menyebabkan NATO memberikan lebih banyak pertahanan anti-pesawat ke Polandia dan Ukraina.

Pada sisi lain, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan Kyiv telah memperingatkan bahaya rudal Rusia terhadap negara-negara tetangga dan menyerukan agar zona larangan terbang diberlakukan.

"Kami meminta untuk menutup langit, karena langit tidak memiliki batas. Bukan untuk rudal yang tidak terkendali. Bukan karena ancaman yang mereka bawa untuk tetangga UE dan NATO kami. Sarung tangan dilepas. Saatnya menang," katanya dalam sebuah posting Twitter.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top