Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Joe Biden Ingin Melakukan Pembicaraan Tatap Muka dengan Xi Jinping

Foto : ISTIMEWA

Presiden AS, Joe Biden (kiri) dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON -Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, pada Kamis (29/8), mengatakan kepada Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bahwa Presiden Joe Biden, tengah menantikan pembicaraan dengan pemimpin Tiongkok itu, dalam beberapa pekan mendatang, sewaktu mereka melakukan pembicaraan di Beijing yang jarang terjadi.

Sullivan bertemu Xi sewaktu ia mengakhiri pembicaraan tiga hari di Beijing. Dalam kunjungan itu ia juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi dan para pejabat tinggi Tiongkok lainnya.

Dikutip dari Voice of America, kunjungannya itu berlangsung sementara Tiongkok terlibat dalam perselisihan keamanan dengan sekutu-sekutu AS, Jepang dan Filipina.

Pada pertemuan dengan Xi di Balai Agung Rakyat di Beijing, Kamis, ia mengatakan Presiden Biden "menantikan dialog dengan Anda lagi dalam beberapa pekan mendatang."

"Presiden Biden berkomitmen untuk mengelola hubungan penting ini secara bertanggung jawab guna memastikan bahwa persaingan tidak mengarah menjadi konflik atau konfrontasi, dan untuk bekerja sama di mana kepentingan kita selaras," katanya.

Media pemerintah Tiongkok mengatakan, Xi memberitahu Sullivan bahwa meskipun ada "perubahan besar," Tiongkok dan AS masih dapat menikmati hubungan baik.

"Komitmen Tiongkok bagi tujuan hubungan pembangunan Tiongkok-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan tidak berubah," kata Xi.

"Kami berharap AS akan bekerja sama dengan Tiongkok untuk dapat saling berkompromi," lanjutnya, menurut lembaga penyiaran negara China Central Television (CCTV).

Pada hari Rabu, Sullivan dan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang, membahas rencana pembicaraan para pemimpin dalam beberapa pekan ke depan.

Mereka juga berselisih mengenai pendekatan Tiongkok yang kian agresif di wilayah maritim yang disengketakan.

Bahas Isu Taiwan

Pada Kamis pagi, Sullivan bertemu dengan pejabat militer senior Tiongkok, Zhang Youxia di markas besar Komisi Militer Pusat di Beijing, di mana keduanya membahas Taiwan dan isu-isu panas lainnya.

"Jarang sekali kita mendapat kesempatan melakukan dialog semacam ini," kata Sullivan kepada Zhang dalam pernyataan pembukaannya.

"Para pejabat sepakat untuk mengadakan telekonferensi antara para komandan kedua negara dalam waktu dekat," kata pernyataan dari Gedung Putih.

Sullivan juga mengemukakan pentingnya "kebebasan navigasi" di Laut Tiongkok Selatan, di mana Tiongkok dan Filipina bentrok dalam beberapa bulan ini, dan "stabilitas" di Selat Taiwan, kata Washington.

Zhang kemudian memperingatkan bahwa status pulau berpemerintahan sendiri itu merupakan "garis merah pertama yang tidak dapat diterobos dalam hubungan Tiongkok-AS."

"Tiongkok selalu berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," ujarnya, menurut pernyataan dari kementerian pertahanan Tiongkok.

"Tetapi 'kemerdekaan Taiwan' serta perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tidak kompatibel," katanya.

"Tiongkok meminta agar AS menghentikan kolusi militernya dengan Taiwan, berhenti mempersenjatai Taiwan, dan berhenti menyebarkan narasi palsu terkait dengan Taiwan," lanjut Zhang.

Ia juga meminta Washington agar "bekerja sama dengan Tiongkok untuk memajukan komunikasi dan pertukaran antara militer kedua negara serta bersama-sama memikul tanggung jawab kekuatan-kekuatan besar."


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top