Jepang Perpanjang Status Darurat Virus
Pengumuman PM Suga l Sejumlah pekerja duduk di sebuah kafe di Tokyo sambil menyaksikan televisi yang menyiarkan berita soal PM Jepang, Yoshihide Suga, yang mengumumkan perpanjangan status darurat virus korona pada Jumat (7/5). Dalam pernyataannya, PM Suga mengatakan bahwa status darurat virus korona ini diperpanjang hingga akhir Mei.
Foto: AFP/Yuki IWAMURATOKYO - Status darurat virus korona di Tokyo dan sejumlah wilayah di Jepang telah diperpanjang oleh pemerintah di Negeri Sakura pada Jumat (7/5). Selain itu pembatasan juga diberlakukan di lebih banyak wilayah setelah terjadi lonjakan kasus infeksi Covid-19, padahal pelaksanaan Olimpiade Tokyo akan dimulai kurang dari 3 bulan lagi
"Perpanjangan status darurat yang tadinya akan diakhiri pada 11 Mei, akan diperpanjang hingga akhir bulan ini," kata Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga.
"Jumlah kasus Covid-19 baru berada pada tingkat tertinggi di kota-kota besar, sementara sejumlah rumah sakit di Prefektur Osaka dan Hyogo telah kewalahan," imbuh Suga.
PM Suga kemudian menyatakan bahwa berdasarkan situasi ini, maka mereka memutuskan untuk menambahkan wilayah Aichi dan Fukuoka ke area dalam keadaan darurat dan memperpanjang status darurat virus hingga 31 Mei mendatang.
Penyebaran infeksi Covid-19 di Jepang bisa dikatakan kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Hingga saat ini angka kematian akibat virus korona di Jepang telah melampaui angka 10.500 kasus.
Namun yang jadi masalah yaitu lambannya upaya vaksinasi dan di sejumlah wilayah mengalami lonjakan penyebaran kasus infeksi yang diperparah akibat munculnya varian baru virus korona.
Tambah Wilayah
Sementara itu Gubernur Osaka, Hirofumi Yoshimura, telah mengeluarkan peringatan bahwa sistem medis di wilayah barat Jepang telah mencapai puncaknya sehingga ada laporan para pasien Covid-19 tewas saat mereka menunggu bantuan ambulans.
Sementara itu wilayah Fukuoka dan Aichi ditambahkan ke dalam wilayah status darurat setelah sebelumnya diterapkan atas wilayah Osaka, Hyogo, Kyoto dan Ibu Kota Tokyo, dimana ajang Olimpiade akan dibuka pada 23 Juli mendatang.
Penerapan status darurat virus lebih ringan aturan pembatasannya jika dibandingkan penguncian (lockdown). Status ini hanya melarang aktivitas komersial dimana bar dan restoran dilarang buka atau menghentikan menghidangkan minuman beralkohol serta bioskop serta tempat karaoke harus ditutup.
Namun begitu sejumlah media lokal melaporkan bahwa walau ada penambahan wilayah yang dikenai status darurat virus, aturan pembatasan Covid-19 ini akan segera dilonggarkan seperti membolehkan sejumlah warga menyaksikan pertandingan olahraga di stadion.
Terkait penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, jajak pendapat menyatakan sebagian besar warga Jepang mendukung pembatalan atau penundaan kembali ajang olahraga bergengsi itu, apalagi sudah ada lebih dari 210 ribu warga menekan petisi berjudul "Tunda Olimpiade Tokyo demi Melindungi Nyawa Kami".
Penolakan juga datang dari sebuah rumah sakit di Tokyo yang memasang banner bertuliskan "Olimpade mustahil (dilaksanakan)" dan direktur rumah sakit itu berkata pada harian Asahi Shimbun bahwa para perawat saat ini sudah kewalahan dengan beban tugas. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo: Koruptor Tak Rela Pemerintah Perbaiki Sistem
- 2 Putin Sebut Pertahanan Rusia Tangkal Serangan Drone Ukraina Selama Pendaratan AZAL
- 3 Untung Bisa Ketahuan, Polres Probolinggo Temukan Dua Sopir Jeep Bromo Positif Narkoba
- 4 KWI Ajak Masyarakat Dukung Pemerintah Majukan Bangsa pada Momen Natal
- 5 Selama Libur Nataru, Ditjen Hubdat Tindak Bus Tak Laik Jalan
Berita Terkini
- Yusril: Pemerintah Tengah Dalami Surat dari Prancis soal Pemindahan Terpidana Mati Serge Atlaoui
- MenPANRB Sebut Kolaborasi Jadi Kunci Kesuksesan Program Makan Bergizi Gratis
- Presiden Prabowo Ajak Umat Kristiani Bersyukur, Perayaan Natal di Tanah Air dalam Situasi Sejuk dan Nyaman
- Wamendagri Ingatkan Pemda untuk Data Rehabilitasi Irigasi
- Bawaslu RI Akan Siapkan Keterangan Tertulis Sengketa Pilkada sesuai Data dan Fakta