Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 17 Mei 2024, 15:23 WIB

Jepang Kembali Buang Limbah Nuklir ke Laut, ke-6 Kalinya

Foto yang diambil dari drone pada 4 Maret 2024 menunjukkan PLTN Fukushima Daiichi di Prefektur Fukushima, Jepang.

Foto: Kyodo

TOKYO - Operator pembangkit listrik tenaga nuklir(PLTN) Fukushima Daiichi yang lumpuh, memulai pelepasan keenam air radioaktif yang telah diolah ke laut pada Jumat (17/5) di tengah tentangan dari Tiongkok dan Russia.

Dikutip dari Kyodo, Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. mengatakan pihaknya berencana membuang 7.800 ton air hingga 4 Juni, setelah memastikan bahwa tingkat radioaktivitas memenuhi standar mereka sendiri dan standar pemerintah.

Sejak dimulai pada 24 Agustus tahun lalu, sekitar 39.000 ton air olahan telah dilepaskan dalam lima putaran sebelumnya. Perusahaan utilitas tersebut berencana melepaskan total sekitar 54.600 ton sebanyak tujuh kali pada tahun fiskal ini, yang dimulai pada bulan April.

Selama peluncuran lima gelombang sebelumnya, TEPCO mengatakan pihaknya mendeteksi hingga 29 becquerel tritium radioaktif per liter air laut dalam sampel yang diambil dari daerah dekat kompleks pembangkit listrik, jauh di bawah batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 10.000 becquerel untuk air minum.

Tiongkok dan Russia, yang menentang pelepasan limbah karena alasan keamanan, telah melarang impor makanan laut Jepang sebagai tanggapan atas pembuangan tersebut.

Perusahaan utilitas tersebut memandang pelepasan tersebut sebagai langkah penting dalam penghentian operasional pembangkit listrik Fukushima Daiichi, yang mengalami kebocoran bahan bakar di tiga reaktornya setelah gempa bumi besar dan tsunami pada tahun 2011.

Air limbah, yang dihasilkan dalam proses pendinginan bahan bakar reaktor yang meleleh, telah melalui sistem pemrosesan cair yang menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium, yang dianggap kurang berbahaya dibandingkan bahan radioaktif lainnya.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.