Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jenderal Kopassus Lulusan Terbaik Akmil Ini Ditunjuk Jokowi Jadi "Komandan PPKM Darurat", Ini Jejak Karirnya di Militer

Foto : Istimewa

Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Jokowi memutus untuk memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di wilayah Jawa dan Bali. Dan, sebagai koordinatornya, Jokowi telah menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi.

Luhut, pensiunan jenderal bintang empat ini untuk kedua kalinya dipercaya Presiden Jokowi jadi komandan perang dalam penerapan pembatasan kegiatan masyakarat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ya, kebijakan PPKM darurat diambil pemerintah seiring dengan melonjaknya penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Siapa Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan yang ditunjuk Presiden Jokowi untuk jadi "komandan PPKM darurat" ini? Dia rupanya, bukan jenderal sembarangan. Tapi jenderal pasukan khusus.

Jenderal Luhut kenyang dengan berbagai penugasan operasi militer. Dia pernah di terjunkan di palagan Timor Timur. Berikut rekam jejak karir Jenderal Luhut kala masih aktif sebagai tentara.

Jenderal Luhut lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatra Utara pada 28 September 1947. Ia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1970. Sejak lulus dari Akmil, Luhut mulai merintis karir di Korps Baret Merah (Kopassus).

Di Kopassus, Luhut bisa dikatakan salah satu legenda. Sebab, dialah yang dicatat sebagai pendiri dari Satgultor Kopassus atau Sat-81, pasukan anti terornya Kopassus. Bahkan, Luhut jadi komandan pertama Sat-81 dan sebagai wakil komandannya ketika itu adalah Letjen Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan saat ini.

Luhut bukan jenderal biasa saja. Ia adalah lulusan terbaik Akmil di angkatannya. Peraih penghargaan Adhi Makayasa. Jabatan pertama di Kopassus adalah sebagai Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha pada tahun 1971.

Luhut pernah jadi komandan Peleton Batalyon Siliwangi di Kalimantan Barat. Kala itu ia ditugaskan untuk terlibat dala Operasi Pemberantasan Dan Penumpasan PGRS/Paraku pada tahun 1972.

Pada tahun 1973, Luhut diangkat jadi Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha. Lalu, dari bulan Desember 1973 sampai Oktober 1974, Luhut dipercaya mengemban amnah sebagai Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir.

Luhut pernah jadi ajudan Pribadi Jenderal TNI Yogi S Memed. Kala itu, Yogie S Memet yang juga mantan Danjan Kopassus itu tengah memanggul tugas sebagai Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir.

Pada tahun 1975, Luhut diterjunkan ke palagan Timur Timur. Luhut dikirim ke Timor Timur untuk memimpin Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Kopassandha akan Kopassus pada Operasi Seroja. Masih di Timor, Luhut pernah menjadi Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda Pada Elemen Satgas Tempur Khusus. Bahkan, di Timor Timur Luhut meraih prestasi dan predikat sebagai Komandan Kompi Terbaik Dalam Operasi Seroja.

Selanjutnya, Luhut ditunjuk jadi Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat. Lalu jadi Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI. Pada tahun 1981, Luhut jadi komandan pertam Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus. Ia juga dicatat sebagai pendiri dan komandan pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI pada tahun 1983.

Jejak karir lainnya, Luhut tercatat sebagai pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik atau Proyek Yang Menjadi Creme De La Creme TNI pada Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus pada tahun 1985. Catatan karir lainnya, Luhut merupakan pendiri Dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) pada tahun 1986.

Luhut pernah didapuk menjadi Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor Timur pada tahun 1986. Lagi-lagi di Timor Timur, Luhut meraih prestasi dan predikat sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik.

Pada tahun 1987, Luhut dipercaya jadiKomandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus, Kopassus). Selanjutnya pada 1989, ia memegang posisi sebagai Asisten Operasi (Asops) Kopassus. Lantas jadi Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus, pada tahu 1990.

Pada tahun 1993, Luhut diangkat menjadi Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus). Berikutnya pada tahun 1995, ia didapuk jadi Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, di Madiun, Jawa Timur hingga meraih prestasi sebagai Komandan Korem Terbaik di Indonesia.

Setelah usai jadi Danrem di Madiun, Luhut menempati pos sebagaiWakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri. Lalu naik kelas jadi Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD yang dipegangnya dari 1996 hingga 1997. Dan dari tahun 1997 hingga 1998, Luhut dipercaya memiliki Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD).

Setelah itu karirnya lebih banyak di jalur pemerintahan. Hingga kemudian di periode kedua Jokowi memerintah, Luhut Dipercaya jadi Menko Kemaritiman dan Investasi. Sebelumnya, Luhut pernah jadi Menko Polhukam. Menteri Perdagangan di era Presiden Abdulrachman Wahid. Dan jadi Duta Besar RI di Singapura di masa Presiden Habibie.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top