Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jelang Pemilu, Grup WA Keluarga Ramai Berita Hoaks, Bagaimana Menghadapinya?

Foto : The Conversation/Shutterstock/Henryk Ditze

Penyebaran berita palsu melalui aplikasi pesan pribadi.

A   A   A   Pengaturan Font

Berangkat dari maraknya hoaks ketika pemilihan presiden AS tahun 2016, isu berita palsu dalam dunia politik hingga hari ini masih jadi masalah yang belum bisa sepenuhnya diatasi.

Dalam sejumlah penelitian, salah satu yang menjadi tantangan untuk mengurangi hoaks adalah hadirnya motivated reasoning atau "penalaran termotivasi" pada setiap pendukung politik. Motivated reasoning ini adalah kecenderungan kognitif, baik yang disadari maupun tidak disadari, untuk mencari informasi yang mendukung keyakinan mereka yang sudah ada. Proses ini biasa disebut confirmation bias.

Motivated reasoning membuat seseorang lebih mungkin memercayai informasi palsu yang sejalan dengan pandangan mereka saja, karena informasi tersebut memperkuat apa yang sudah mereka percayai selama ini. Afiliasi kelompok, seperti dukungan ke salah satu kandidat, pada akhirnya akan berperan dalam membangun kepercayaan yang dimiliki seseorang.

Jika ada hoaks yang tersebar di grup WhatsApp keluarga, misalnya, beberapa anggota keluarga mungkin akan menolak mengakui bahwa informasi itu hoaks. Ini karena mereka telah mengalami bias terhadap kandidat yang mereka dukung.

Menurut suatu studi yang terbit tahun 2020, kecenderungan untuk memercayai berita palsu meningkat saat berita tersebut mendukung keyakinan yang ada atau keyakinan kelompok.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top