Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Jelang Pemilu, Grup WA Keluarga Ramai Berita Hoaks, Bagaimana Menghadapinya?

Foto : The Conversation/Shutterstock/Henryk Ditze

Penyebaran berita palsu melalui aplikasi pesan pribadi.

A   A   A   Pengaturan Font

Profesor psikologi dari Amerika Serikat (AS) Daniel Kahneman menjabarkan ada sistem 1 dan sistem 2 yang ada pada sistem kognitif manusia. Kedua sistem saling berinteraksi dalam proses pemikiran dan pengambilan keputusan. Sistem 1 secara otomatis menghasilkan respons yang lebih cepat dan intuitif. Sedangkan sistem 2 terlibat saat situasi yang membutuhkan analisis lebih mendalam, evaluasi, dan pemikiran yang lebih lambat.

Kehadiran berita dan informasi palsu yang dibuat semenarik mungkin kerap kali menggerakkan hanya sistem 1, sehingga sistem 2 tidak perlu digunakan sama sekali. Ini menunjukkan bahwa masih banyak individu yang memiliki keterampilan rendah untuk melakukan verifikasi berita atau menelaah informasi secara kritis. Mereka cenderung hanya melalui sistem 1 - mudah percaya dengan berita yang biasanya viral - lalu menyebarkannya, tanpa melalui sistem 2 alias tidak mengkritik atau pun menganalisis kebenarannya.

Situasi demikian bisa menjadi lebih buruk jika berita atau informasi yang tersebar memiliki kaitan dengan identitas si pengirim atau penerima. Pengaruh identitas dan afiliasi kelompok dapat memengaruhi sejauh mana orang mempercayai berita palsu.

Hoaks dan pilihan politik

Gordon Robert Pennycook adalah seorang peneliti psikologi asal Kanada yang berfokus pada tema riset belief, misinformation, metacognition, judgement, dan hal-hal yang berkaitan dengan area tersebut. Salah satu topik yang belakangan ia geluti adalah maraknya berita palsu atau hoaks di masyarakat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top