Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Nusa Tenggara Barat

Jelajahi Suasana Desa dengan Bersepeda

Foto : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
A   A   A   Pengaturan Font

Lalu lalang truk yang membawa material tambang ini membuat jalan di sini mengalami kerusakan. Truk yang lewat menerbangkan debu yang ada di permukaan jalan. Atas kondisi tersebut Bilebante pernah dikenal sebagai "desa debu".

Di Bilebante penambangan galian C telah berlangsung sejak 1990-an. Puluhan hektare lahan baik sawah maupun kebun di desa itu berubah menjadi tambang pasir yang sulit dikembalikan seperti semula.

Khawatir semakin banyak sawah dan perkebunan yang dijadikan tambang pasir, pemerintah Desa Bilebante mengeluarkan awig-awig atau peraturan desa (perdes) pada 2007. Aturan ini membuat penambangan pasir berkurang dan benar-benar berhenti pada 2016 ketika hadir Desa Wisata Hijau Bilebante.

Sebenarnya Bilebante yang berjarak 15,7 kilometer dari Kota Mataram tidak memiliki keindahan alam yang bisa memikat pengunjung. Tidak ada gunung, air terjun, hutan, sungai, apalagi lautan dengan pasir putih. Desa ini hanya memiliki sawah dan kebun yang luas dengan jalan-jalan yang membelahnya.

Direktur Desa Wisata Hijau Bilebante, Pahrul Azim, dalam sebuah lokakarya tentang desa wisata pada 2015, berkenalan dengan sejumlah pihak yang menunjukkan betapa Bilebante punya potensi besar sebagai desa wisata. Salah satunya Bilebante memiliki lubang bekas tambang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top