Jangan Sampai Ke Indonesia, Omicron XE Jadi Varian Corona Paling Menular di Dunia Ini Gejalanya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya temuan varian baru gabungan Omicron barisan BA.1 dan BA.2 yang kemudian dinamai sebagai sub-varian Omicron XE.

Sayangnya, usai satu persatu negara di dunia melonggarkan sejumlah protokol kesehatan Covid-19, kini WHO menyebut Omicron XE sebagai varian virus yang paling menular sejauh ini. WHO mencatat Omicron XE 10 persen lebih menular dibandingkan sub-varian pendahulunya yakni Omicron BA.2.

"Perkiraan awal menunjukkan tingkat penularan di masyarakat naik sebesar 10 persen dibandingkan dengan BA.2, namun, ini memerlukan konfirmasi lebih lanjut," ujar WHO dikutip pada Selasa (5/4).

Menurut WHO, varian Omicron XE pertama kali ditemukan di Inggris pada pertengahan Januari 2022 dan lebih dari 600 kasus telah dilaporkan. Varian ini diperkirakan muncul karena penggabungan materi genetik selama proses replikasi ketika seorang pasien terinfeksi oleh beberapa varian virus Corona sekaligus.

Namun demikian, WHO mengatakan masih mempelajari lebih lanjut mengenai Omicron XE dan akan terus dikategorikan sebagai bagian dari varian Omicron.

varian baru ini masih dipelajari lebih lanjut dan akan terus dikategorikan sebagai bagian dari varian Omicron. WHO juga mengatakan bahwa rekombinan sering muncul dan menghilang dengan sendirinya. Tingginya transmibilitas juga dikatakan WHO tidak menjamin subvarian baru akan memicu gelombang Covid-19.

Dilansir dari Mint, tingkat keparahan dan gejala infeksi Omicron XE tergantung pada status vaksinasi dan kekebalan seseorang terhadap virus tersebut. Analisa ZOE COVID-19, menunjukan Omicron varian XE hampir sama dengan yang ditimbulkan BA.2, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, demam, diare, mual, muntah, sakit perut.

Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala umum Omicron XE meliputi kelelahan, hidung tersumbat, pilek, sampai nyeri tubuh secara umum.