Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cegah Radikalisme

Jangan Rekrut Guru Penganut Paham Radikal

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Radikalisme di sekolah dapat dicegah mulai dari perekrutan guru. Karena itu, perekrutan guru harus benar-benar selektif, jangan sampai sekolah merekrut guru yang menganut paham radikal karena paham tersebut dengan mudah bisa ditularkan ke siswa.

Pemerhati pendidikan dari Sekolah Global Sevilla, Robertus Budi Setiono, mengatakan pencegahan paham radikal pada anak tidak hanya di sekolah, namun juga di rumah. Orang tua harus benar-benar memperhatikan lingkungan anak karena sangat berpengaruh pada pemikiran anak.

Robert menjelaskan meski di sekolah sudah ditanamkan nilai-nilai Pancasila, namun di rumah, orang tua memiliki pandangan yang berbeda.

"Hal ini yang membuat anak bimbang dan kemudian mencari jawabannya. Tentunya ini sangat berbahaya jika mendapat jawaban yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," kata dia, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurutnya, dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila, harus diajarkan melalui dua arah yang mana lebih banyak praktik dibandingkan teori. Robert memberi contoh salah satu penerapan Pancasila yang diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, yaitu perayaan hari-hari besar keagamaan, seperti buka puasa bersama, Lebaran, dan Natal.

"Anak-anak dari berbagai suku, agama, dan ras berbaur jadi satu. Saat bukber atau Lebaran, anak-anak serta ortu nonmuslim ikut menyiapkan kebutuhan acara. Sebaliknya saat Natal, yang muslim ikutan sibuk," katanya.

Melalui kegiatan itu, secara tidak langsung anak-anak diajarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

Kembangkan Nasionalisme

Secara terpisah, Menristekdikti, Mohamad Nasir, mengharapkan kampus dapat terus mengembangkan rasa nasionalisme dan kedamaian. Bila terus berkembang rasa nasionalisme dan kedamaian, diharapkan mahasiswa akan terhindar dari paham radikalisme, terorisme, dan narkoba.

"Kampus tidak hanya sebagai tempat wahana pengembangan ilmu pengetahuan, namun juga harus terus bisa mengembangkan rasa nasionalisme dan kedamaian," ujar Nasir.

Menurutnya, ada empat pilar yang harus selalu ditanamkan dalam diri, di antaranya NKRI, Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 45 sebagai dasar negara, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Sementara itu, Rektor Universitas Diponegoro (Undip), Yos Johan Utama, saat acara Kampus Nusantara Mengaji, di Masjid Kampus Undip, mengatakan kegiatan Nusantara Mengaji ini bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila dan peringatan Nuzulul Quran.

"Undip juga harus menjadi bagian sebagai pemecah masalah, bukan pembuat masalah," ujar Johan. eko/E-3

Komentar

Komentar
()

Top